Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengenalan Makanan Padat Mendorong Bayi Berhenti Konsumsi ASI

Nike Amelia Sari
20/1/2023 19:25
Pengenalan Makanan Padat Mendorong Bayi Berhenti Konsumsi ASI
Ibu harus memperhatikan masa terbaik untuk mulai memberikan makanan padat pada bayi.(AFP/ Alex Edelman)

SEMAKIN awal bayi mulai mencicipi makanan padat, semakin cepat mereka makan lebih banyak dan berhenti menyusui.  Ini ditunjukkan dalam studi baru dari Universitas Uppsala dan Universitas Sophiahemmet, di mana ibu dari 1.251 bayi dari seluruh Swedia berpartisipasi.  Hampir setengah dari bayi tersebut mencicipi makanan padat pada usia empat bulan.

 

Dilansir dari situs Science Daily, Rabu (18/1), studi yang diterbitkan dalam International Breastfeeding Journal itu menyebutkan bahwa 48% dari bayi dalam penelitian ini sudah mencicipi makanan padat di awal usia empat bulan. Hal ini menyebabkan masa minum ASI yang berhenti lebih awal.

 

Eva-Lotta Funkquist, salah satu peneliti di studi ini yang berprofesi sebagai dosen dan bidan, mengatakan jika kondisi itu merupakan upaya pengenalan rasa yang lebih awal bagi anak. Namun hal itu sebenarnya kurang sejalan dengan manfaat kesehatan dari pemberian ASI bagi anak.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan menyusui secara eksklusif selama enam bulan dan terus menyusui setidaknya selama dua tahun atau lebih.  Rekomendasi ini berlaku untuk semua negara di dunia. Salah satu alasannya karena menyusui telah dikonfirmasi secara ilmiah memiliki dampak positif yang besar bagi kesehatan wanita dan anak-anak. 

 

Air Susu Ibu (ASI) mengandung zat yang melindungi anak dari infeksi seperti pneumonia dan infeksi saluran kemih selama menyusui.  ASI juga mengurangi risiko anak terkena penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes di kemudian hari.  Wanita yang menyusui memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, kanker ovarium, kanker payudara, dan diabetes tipe 2. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya