Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tahun 2023, IFC Semakin Gencar Menggelorakan Wastra Indonesia

Nike Amelia Sari
28/12/2022 08:35
Tahun 2023, IFC Semakin Gencar Menggelorakan Wastra Indonesia
Salah satu peragaan dalam acara Spotlight Indonesia 2022 yang digelar oleh Indonesian FAshion Chamber.(Antara/ Wahyu Putro)

NATIONAL Chairman Indonesia Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma mengatakan unsur budaya dalam ranah fesyen akan semakin besar di tahun 2023. IFC pun akan semakin gencar mengenalkan wastra Indonesia kepada anak muda.

 

"Karena dari kita sendiri sedang mendorong kaum muda untuk lebih mengenal dan mau menggunakan inspirasi budaya Indonesia. Kita mengerti bahwa wastra Indonesia gak semuanya terjangkau oleh kaum muda, tapi kita juga sadar bahwa yang bisa mempromosikan dengan baik dan menggaungkan gaya dan perubahan fesyen ke depannya memang anak-anak muda generasi digital yang bisa mempengaruhi orang tua nantinya," kata Ali, saat dihubungi Media Indonesia via telepon, Jumat (23/12).

 

Ia mengakui jika mengenakan busana wastra secara keseluruhan mungkin sulit dilakukan anak muda. Sebab itu yang lebih diharapkan adalah setidaknya mengerti tentang wastra Indonesia dan selanjutnya dapat mengenakannya meski tidak keseluruhan.

 

"Walaupun mereka gak fully pakai wastra tapi mereka bisa mengerti wastra-wastra di Indonesia. Suatu hari saya berharap anak-anak muda juga ikut mendesain atau mengembangkan wastra Indonesia. Jadi, mereka tidak hanya memakai tapi mereka juga berkontribusi untuk mengembangkan inspirasi budaya. Misalnya, kalau sekarang anak-anak muda bikin kaos lalu disablon motif dari daerah mana atau tradisi apa. Nah, minimum mereka mau melakukannya," lanjutnya.

 

Lebih jauh, Ali mengungkapkan jika upaya untuk mendekatkan wastra dan fesyen adati Tanah Air diwujudkan dalam beragam gerakan IFC, salah satunya gerakan mengenakan sarung. “Kita percaya bahwa sarung itu bisa memberi perbedaan antara negara kita dengan negara lainnya. Kita pengen sarung itu menjadi pakaian yang tidak hanya dipakai pada masa-masa tertentu atau keperluan tertentu saja. Diharapkan sarung itu menjadi gaya hidup keseharian, baik itu baju siap pakai (ready to wear) maupun baju spesial untuk acara tertentu," tuturnya.

 

Pelestarian sarung diyakini akan berdampak pada pengrajin tekstil wastra di seluruh Indonesia. IFC telah merencanakan pada Hari Sarung Nasional yang jatuh setiap 3 Maret, diselenggarakan beragam kegiatan yang memberi dampak pada para pihak terkait, khususnya pengrajin.

 

IFC juga akan melanjutkan gelaran fesyen bertajuk Spotlight Indonesia yang pada tahun ini dilaksanakan 1 – 4 Desember. Tahun depan, Spotlight Indonesia direncanakan berlangsung 10 hari pada Agustus.

 

 

Kebaya

Sementara itu, desainer Lenny Agustin yang juga merupakan anggota IFC mengungkapkan akan terus melanjutkan konsistensinya mengangkat kebaya. Ia bercita-cita agar kebaya akan menjadi seperti kimono yang mendunia.

 

"Saya pengen membawa kebaya bukan soal klasik dan tradisional tapi kebaya itu baju modern yang bisa dipakai. Saya membuat rancangan kebaya sesuai tema yang saya angkat dengan kain-kain yang sedang tren saat ini dan teknik-teknik yang saya bisa. Jadi, saya tidak terikat dengan kebaya pakem. Cuma saya pertahankan siluetnya harus tetap keliatan kebaya. Kebanyakan saya mempertahankan 70% kebayanya," kata desainer yang juga mendukung upaya memperjuangkan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) UNESCO ini. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya