Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

MUHAMMAD Hirzi Nugraha : Menyatukan Kesehatan Gigi dan Pencegahan Stunting

(*/M-1)
20/11/2022 05:20
MUHAMMAD Hirzi Nugraha  : Menyatukan Kesehatan Gigi dan Pencegahan Stunting
MUHAMMAD Hirzi Nugraha(MI.Permana)

MUHAMMAD Hirzi Nugraha juga merupakan sosok pahlawan tenaga kesehatan yang patut diacungi jempol. Lulus dari studi kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 2016, ia kemudian memilih berpraktik di daerah terpencil.

Hadir menjadi bintang tamu Kick Andy bertajuk Kesehatan di Tangan Kita yang tayang pada Minggu (20/11), pemuda asli Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu mengaku terinspirasi dari seniornya yang menyatakan tentang sisi kelebihan sebagai dokter pegawai tidak tetap (PTT) di daerah terpencil. Selain hal itu, peluang untuk bekerja di pulau kelahiran semakin membuat Hirzi tertarik.

Hal lain yang mendorongnya ialah petuah sang ayah agar ia mengukir garis hidup sendiri dan mengembangkan diri dengan bekerja di berbagai daerah. Meski datang dari keluarga dokter, Hirzi tidak mendapat previlese tempat praktik dari sang ayah. "Ini masalah kepuasan, kalau di daerah perifer, kita mencabut satu gigi yang sakit saja mereka sudah berterima kasih sekali," ungkapnya.

Di usia 23 tahun itu, Hirzi pun mendaftar sebagai dokter PTT di Kalimantan Timur. Meski juga berasal dari Borneo, Hirzi tetap dibuat kaget dengan perjalanan mencapai tempat penempatan di Mahakam Ulu. Apalagi ketika mendapati jika di daerahnya bekerja tidak terdapat sinyal ponsel. "Di sana agak di-prank saya karena tidak ada sinyal, tidak ada air atau susah air," katanya berseloroh.

Tenaga kesehatan yang ada di Mahakam Ulu, seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, farmasi, dan lain sebagainya, harus aktif memeriksa kesehatan warga dengan mendatangi langsung. Ada 10 desa yang harus mereka datangi setiap bertugas.

Setelah bertugas delapan bulan di Mahakam Ulu, petualangan kerjanya berlanjut ke RSUD Wonosari, Gunung Kidul. Kemudian menjadi dokter gigi kontrak di Freeport, Papua, selama empat bulan dan lalu ke Desa Sapala, Amuntai, yang berlokasi 100 kilometer dari Banjarmasin.

Setelah berkali-kali pindah sebagai dokter PTT, Hirzi bergabung ke program Nusantara sehat dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Melalui Nusantara sehat, ia kembali melakukan pengabdian di daerah pedalaman. Kali ini ia ditempatkan di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Dua tahun Hirzi berdedikasi di Kabupaten Pulang Pisau, sebelum akhirnya ia mendaftar PNS (pegawai negeri sipil).

Ia kemudian ditempatkan di Puskesmas Kalumpang yang berjarak sekitar 160 km dari Banjarmasin. Di sini ia tidak hanya menjadi dokter gigi, tetapi juga membuat program pencegahan stunting melalui pendekatan aspek gigi dan mulut.

Program tersebut menjadi ajang promotif dan preventif dalam stunting sebab banyak bayi mengalami kekurangan gizi akibat ibu yang sulit makan pada masa kehamilan akibat sakit gigi. Selain itu, ia membuat program kesehatan gigi dan mulut kepada kelompok umum.

Setelah kepercayaan pasien meningkat, warga yang merasa sakit gigi datang dengan sendirinya ke Puskesmas. Tak jarang Hirzi mendapat ikan sebagai bayaran dari pasien yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Kini, selain semakin menikmati pengabdian di pedalaman, Hirzi masih terus mengejar cita-cita menjadi spesialis bedah mulut. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya