Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERKEMBANGAN tren di industri fesyen Indonesia mendorong para pelaku usaha untuk berkreasi dengan berbagai variasi produk yang dapat menunjang masyarakat untuk berekspresi. Pada 2005, Delly Fitriansyah memberanikan diri membangun bisnis clothing brandnya di Bandung, yang dinamakan Dobujack, singkatan dari Doa iBu Jadi Anak Cepat Kaya.
Walau diawali dengan keraguan, semuanya terpatahkan dengan semangat dan kegigihan Delly, yang justru membawanya untuk memahami lebih jauh potensi bisnis hingga maju dan berjalan selama 17 tahun.
Demi mengembangkan bisnisnya, pada 2020, Delly akhirnya masuk dan sukses merambah ranah digital.
Baca juga: Grand Metropolitan Hadirkan Beragam Batik Nusantara
Bicara mengenai industri fesyen memang seakan tidak pernah ada habisnya. Perubahan tren dari waktu ke waktu membuktikan bahwa pakaian tidak hanya sekadar pelindung tubuh, tetapi juga sebagai tanda perkembangan zaman.
Dobujack berfokus memperkenalkan tren fashion unisex untuk laki-laki dan perempuan dengan mengedepankan gaya kasual, simpel, nyaman, namun trendi. Melalui ragam produk Dobujack, Delly berupaya membawa warna baru dengan menghadirkan variasi produk yang berkualitas.
"Menyasar generasi muda yang memiliki spirit fesyen penuh petualang, strategi penjualan kami diawali secara offline dengan menitipkan produk pada toko-toko distro Bandung. Kemudian, ingin mendapat atensi yang lebih besar, kami memberanikan diri memperluas distribusi hingga 15 titik kota besar seperti Jakarta, Jogja, Tangerang, Bekasi, Makassar, dan Surabaya. Hingga akhirnya pada 2008 kami berhasil membuka gerai distro pertama di Bogor, dan berlanjut di Bandung pada 2014, dan Bekasi pada 2017," ujar Founder Dobujack, Delly Fitriansyah,
"Perjalanan kami tidak serta merta terbilang mulus, banyak tantangan yang kerap dihadapi. Kerja keras, merelakan waktu bermain di masa kuliah, ditipu rekan bisnis, barang hilang, pembayaran tertunda bertahun-tahun, hingga kondisi terberat pada pandemi 2020 menyerang. Namun, dengan tekad yang kuat, kami terus belajar dan mencari solusi terhadap setiap kendala yang dihadapi. Berkomitmen untuk terus berkreasi dan berinovasi mendorong kami melakukan riset pasar secara berkala, dan quality control yang baik, sehingga konsistensi inilah yang mewujudkan koleksi-koleksi Dobujack dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk fashion lokal berkualitas dengan harga terjangkau," lanjutnya.
Melalui semangat yang tidak pernah padam, berbagai acara Bazaar teranyar setiap tahunnya juga menjadi strategi yang Delly jalani demi menciptakan nama Dobujack semakin bersinar.
Bahkan yang dulunya hanya fokus berjualan kaos, kini usaha Dobujack telah melebar dengan menawarkan ragam kebutuhan fashion lengkap dari kepala hingga kaki. Mulai dari kaos, jaket / hoodie, celana, sepatu, topi, tas, dompet, maupun aksesoris dan produk pendukung fashion lainnya.
Seluruh proses produksi dilakukan secara lokal, mulai dari tempat membeli bahan, konveksi, penjahit, hingga packaging. Kehadiran label Dobujack juga telah berkontribusi menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat dari empat pegawai kini mencapai 40 orang karyawan ditambah bantuan beberapa tenaga makloon.
Tidak hanya itu, terdapat ruang pembelajaran bagi Delly dalam perjalanan bisnis Dobujack. Saat pandemi 2020 menyerang, event offline pameran yang telah direncanakan serentak di 11 kota akhirnya batal karena lockdown, bahkan seluruh gerai toko offline pun dengan terpaksa harus ditutup.
Dobujack menyusun ulang strategi penjualan dan beradaptasi dengan cara baru dengan memanfaatkan ranah digital untuk lebih dekat dengan konsumen. Kini bisnisnya telah memanfaatkan platform e-commerce yang dapat memperluas jangkauan serta kemudahan akses bagi konsumen. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved