Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Berjalan-jalan sebentar setelah makan dapat mengurangi gula darah dan menurunkan risiko diabetes tipe 2. Menurut para ahli berjalan kaki 60 hingga 90 menit setelah makan adalah waktu yang optimal karena pada saat inilah kadar gula darah biasanya memuncak dan memungkinkan otot menyerap bahan bakar dari makanan.
Para peneliti dari University of Limerick di Irlandia mengamati tujuh penelitian yang membandingkan efek duduk versus berdiri atau berjalan pada ukuran kesehatan jantung, termasuk insulin dan kadar gula darah. Mereka menemukan bahwa berjalan ringan setelah makan memiliki dampak signifikan dalam memoderasi kadar gula darah.
Dalam lima penelitian, tidak ada peserta yang memiliki pra-diabetes atau diabetes tipe 2. Dua sisanya melihat campuran orang dengan dan tanpa penyakit seperti itu. Peserta diminta untuk berdiri atau berjalan selama dua sampai lima menit setiap 20 sampai 30 menit selama sehari.
Semua tujuh penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa menit berjalan dengan intensitas ringan setelah makan sudah cukup untuk meningkatkan kadar gula darah secara signifikan dibandingkan dengan duduk. Ketika peserta melakukan ini, kadar gula darah mereka naik dan turun secara bertahap.
Menghindari fluktuasi tajam kadar gula darah sangat penting bagi pasien yang mengelola diabetes. Fluktuasi yang tajam juga dianggap berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2. Bahkan hanya berdiri membantu menurunkan kadar gula darah, meski tidak sebanyak berjalan ringan.
Ini karena berjalan ringan membutuhkan keterlibatan otot yang lebih aktif daripada berdiri dan menggunakan gula ketika banyak gula yang beredar di aliran darah.
Aidan Buffey, penulis utama ulasan yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine, mengatakan, berjalan kaki selama dua hingga tiga menit lebih praktis selama hari kerja. "Orang-orang tidak akan bangun dan berlari di atas treadmill atau berlari di sekitar kantor, tetapi mereka bisa berjalan untuk mendapatkan kopi atau bahkan berjalan-jalan di koridor," katanya, seperti dikutip dari situs dailymail.co.uk, Minggu (7/8).
Dr Euan Ashley, seorang ahli jantung di Universitas Stanford yang tidak terkait dengan penelitian ini, mengatakan, "Bergerak sedikit pun bermanfaat dan dapat menyebabkan perubahan yang terukur, termasuk sekalipun hanya berdiri," katanya. (M-4)
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved