Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MESKI berbeda, tidak sedikit orang yang menyamakan hiperaktif dengan autisme. Ini bisa terjadi karena memang penderita kedua gangguan itu sekilas tampak sama-sama sulit fokus atau sulit diajak berinteraksi.
Namun austisme dan hiperaktif sesungguhnya berbeda. Autism Spectrum Disorder (ASD) ialah gangguan pada perkembangan otak dan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bersosialisasi, berperilaku, dan belajar.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perkembangan pada anak sehingga membuat anak menjadi hiperaktif, kurang fokus, dan impulsif. Gejala-gejala tersebut dapat berpengaruh pada proses belajar anak hingga bersosialisasi.
Dokter spesialis anak dan konsultan saraf anak, dokter Arifianto, Sp.A (K) mengatakan bahwa ia cukup sering menjumpai anak-anak dengan ASD yang baru terdiagnosis pada usia cukup besar. Sebenarnya ASD dapat didiagnosis pada usia 12-18 bulan.
"Padahal, makin cepat diagnosis dipastikan, makin segera intervensi/terapi dapat dilakukan, dengan harapan makin baik hasilnya nanti," kata dokter Apin, demikian sapaannya, lewat akun instagram pribadinya @dokterapin.
Dokter Apin mengingatkan semua orangtua harus mampu untuk memantau perkembangan anaknya agar dapat segera mencari penanganan terbaik jika ditemukan gangguan perkembangan. Ia mengungkapkan bahwa ASD memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
1. Ganggungan komunikasi
Anak dapat mengalami kesulitan atau hilangnya minat berkomunikasi.
2. Gangguan interaksi sosial
Minat untuk berinteraksi sosial pun juga hilang atau alami kesulitan saat berinteraksi sosial.
3. Perilaku, minat, dan aktivitas terbatas, berulang dan stereotipik
Gerakan stereotipik ditandai dengan adanya suatu pola perilaku atau kebiasaan tertentu yang khas dan menjadi rutinitas. Contohnya seperti menjilat tangan, membenturkan kepala, dan lain sebagainya.
"Gejala awal dapat beragam, salah satu yang tersering adalah tidak adanya kontak mata ketika berbicara dengan orangtuanya, dan tidak terlihat "ngeh" ketika diajak bicara orang lain," kata dokter Apin.
Ia juga menambahkan bahwa sekitar 30% anak dengan ASD ternyata mengalami disabilitas intelektual. Terkait faktor risiko, dokter Apin menuturkan faktor risiko terbesar adalah faktor genetik. Faktor genetik tidak selalu diturunkan (inherited), jika tidak ada anggota keluarga mengalami hal yang sama, bisa saja terjadi mutasi/perubahan spontan pada genetik seseorang.
Berikut ringkasan perbedaan ASD dan ADHD:
1. ASD
- Sulit fokus karena kurang kepekaan terhadap lingkungan
- Hiperkativitas atau gerakannya bersifat rutin, ritmis, stereotipik
- Biasanya didapatlan gangguan keterlambatan bicara/bahasa.
2. ADHD
- Sulit fokus karena hiperkativitasnya.
- Gerakan penerita hiperkativitas tidak bersifat rutin, ritmis, maupun stereotipik.
- Tidak didapatkan gangguan keterlambatan bicara/bahasa.
Dokter Apin mengatakan apabila terdapat kecurigaan pada anak ke arah ASD, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk dilakukan konsultasi, skrining, dan diagnosis. Selain itu, orangtua juga harus memberikan dukungan, mendampingi, dan stimulasi anak sesuai tahapan perkembangannya. (M-1)
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 18.592 anak Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel sejak 7 Oktober 2023.
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Virus yang menempel di saluran pernafasan juga dapat cepat terbuang saat cuci hidung dan diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
Orangtua sebaiknya lebih dulu menanyakan dan mengamati gejala sakit yang dialami oleh anak sebelum membeli obat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved