Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Peragaan Busana, Cara Masyarakat Adat di Brasil Melawan Stigma

Adiyanto
11/4/2022 06:31
Peragaan Busana, Cara Masyarakat Adat di Brasil Melawan Stigma
Salah seorang peserta peragaan busana masyarakat adat di Brasil(Michael Dantas / AFP)

Mengenakan hiasan kepala berbulu yang megah, para model menyanyikan ode untuk hujan sementara penata rias menggambar pola geometris di wajah, lengan, dan paha mereka sebagai persiapan untuk peragaan busana masyarakat adat yang pertama kali diadakan di Brasil.

"Kami bahagia dan bangga," kata model berusia 19 tahun Moan Munduruku kepada AFP sebelum gilirannya melenggok di catwalk, di Manaus di Amazon Brasil. “Kami sangat ingin menunjukkan bakat kami dalam menjahit maupun membuat kerajinan. Ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat adat juga bisa sukses di bidang fesyen,” ujarnya.

Moan adalah salah satu dari 37 model -- wanita dan pria -- yang mewakili 15 kelompok masyarakat adat di Brasil untuk ambil bagian dalam Pameran Busana Pribumi Antarbudaya selama sebulan di kota terbesar Amazon, Brasil. Sepanjang April, ajang itu akan menjadi  medium kreasi 29 desainer pribumi.

"Ini adalah bentuk perlawanan, cara untuk mengatasi stereotip," kata penyelenggara acara Reby Ferreira, kepada AFP. "Di sini di Manaus, sayangnya, banyak orang malu atau bahkan takut untuk mengakui bahwa mereka memiliki darah asli. Tujuan kami adalah agar semua orang merasa disertakan dan menunjukkan budaya kami kepada semua orang melalui pakaian ini," imbuh perempuan berusia 27 tahun tersebut.

Para desainer menggunakan elemen alami dalam kreasi mereka, termasuk gigi peccary (babi hutan Amazon), buah guarana merah, biji acai, dan tempurung kelapa. Pola geometris yang sama yang dikenakan oleh model, juga tertera pada kain yang membalut tubuh mereka. "Pakaian saya membangkitkan ritual (kedewasaan) gadis Ticuna," kata Kimpuramana, model berusia 17 tahun yang mengenakan gaun putih bergaris diagonal hitam.

Di panggung, seorang presenter mengumumkan etnisitas masing-masing model dan menjelaskan simbolisme di balik pakaian dan aksesori yang mereka kenakan. Pertunjukan akhir pekan kemarin diselenggarakan di Istana Rio Negro, sebuah bangunan awal abad ke-20 yang sekarang berfungsi sebagai pusat budaya.

"Saya merasa terhormat bisa menghadiri acara seperti itu di tempat ini. Kami umumnya dikecualikan dari situs semacam ini. Hari ini saya bisa melihat masyarakat asli menceritakan kisah mereka melalui mode," kata Bianca Mura, peserta berusia 24 tahun.

Saat para model berjalan di atas catwalk untuk mendapatkan tepuk tangan meriah, ribuan masyarakat adat Brasil lainnya berkumpul di ibu kota Brasilia sekitar 3.500 kilometer, untuk acara berkemah massal tahunan yang disebut Terra Livre (Tanah Bebas).

Pertemuan itu merupakan aksi unjuk rasa untuk hak-hak adat dan protes terhadap pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro, yang mendukung pembukaan cagar alam - yang sudah rusak akibat deforestasi akibat perusahaan pertambangan dan pertanian. (M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik