Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PLANET-planet di tata surya kita berasal dari dua bentuk, yaitu berbatu dan gas. Namun semua bulan di tata surya kita berbentuk berbatu, bahkan yang mengorbit raksasa gas. Mengapa demikian?
Ada beberapa alasan yang sangat masuk akal mengapa tidak ada bulan yang berbentuk gas. “Dan sementara kami belum menemukan bulan gas di luar tata surya kita, itu mungkin terjadi di bawah kondisi yang tepat.” kata Jonathan Lunine, ketua Departemen Astronomi di Universitas Cornell, sperti dilansir dari Space.com pada Minggu, (13/3/2022).
Secara khusus hal itu akan tergantung pada massa bulan, suhu di sekitarnya, dan pengaruh gaya pasang surut yang berkaitan dengan tarikan gravitasi benda di dekatnya seperti planet induknya. Maka untuk mengilustrasikan bagaimana kondisi ini dapat mempengaruhi bulan gas, bayangkan komposisi batuan bulan kita diganti dengan hidrogen murni.
“Gas hidrogen jauh lebih padat dari pada batu, jadi segera, bulan akan tumbuh seukuran Bumi.” kata Lunine.
Faktanya, ukuran raksasa gas seperti Jupiter adalah salah satu alasan keberadaannya. Jika Jupiter terlalu kecil, gaya gravitasi tidak akan cukup kuat untuk menahan elemen-elemen ringan itu bersama-sama, tetapi ukuran bukan satu-satunya faktor yang berperan, ada juga faktor suhu.
“Mari kita anggap bulan apa adanya sebagai batu, kemudian mari kita letakkan atmosfer hidrogen di sekitarnya.” ungkap Lunine.
Kita tahu bahwa atmosfer hidrogen akan lepas dengan sangat cepat hanya karena efek termal. Dengan kata lain, panasnya matahari akan menyebabkan hidrogen menguap.
"Jadi apa yang akan saya katakan adalah, jika bulan Bumi yang seluruhnya terdiri dari hidrogen pada jarak Bumi dari matahari tidak akan stabil, hal itu benar bahkan sejauh orbit Pluto” tambahnya
Tetapi, bahkan jika bulan gas imajiner kita seukuran bumi dan suhu di sekitarnya sangat dingin, planet induknya mungkin masih akan merobeknya.
“Ingat bahwa bulan bumi tunduk pada gaya pasang surut dari bumi, jadi itu sebenarnya ditarik keluar sedikit, tapi tidak robek karena memiliki beberapa kekuatan material yang terkait dengannya.” Kata Lunine.
Itu tidak terjadi dengan hipotesis jika bulan terbentuk dari gas. “Karena itu adalah gas dan bukan padatan, jika mengorbit di sekitar sesuatu yang lain, itu akan terkelupas dan terkoyak oleh pasang surut.” kata Lunine.
Jadi kondisi apa yang bisa memungkinkan bulan gas terjadi?
Sistem bulan dan planet harus sangat berjauhan dan dingin atau sangat besar seperti Jupiter. “Jika itu seukuran bulan kita, di mana pun di tata surya kita, itu tidak akan berfungsi dengan baik (akan robek/menguap). Jauh di kedalaman ruang antarbintang. Di sana, itu (masih) tanda tanya.” kata Lunine.
Kemungkinan kedua, jika bulan gas terbentuk sebesar Neptunus di sekitar Jupiter, maka bisa saja itu akan bertahan. Dalam hal ini, gaya gravitasi yang menyatukan benda-benda besar ini kemungkinan akan mencegah gaya pasang surut menghancurkan bulan seukuran Neptunus. “Itu bisa sangat stabil” pungkas Lunine. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved