Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Banyak yang menyarankan menyikat gigi cukup dua kali sehari dan setidaknya dua menit setiap kali melakukannya. Namun, tidak sedikit yang melakukannya lebih dari itu. Lalu, berapa lama seharusnya kita menyikat gigi?
Ada beberapa bukti bahwa menyikat gigi selama dua menit saja mungkin tidak cukup. Menurut penelitian, menghilangkan plak sebanyak mungkin lebih baik dengan menyikat gigi selama tiga hingga empat menit.
Melansir dari independent.co.uk, Selasa (2/10), Josefine Hirschfeld, dosen klinis kedokteran gigi restoratif di University of Birmingham mengungkapkan tujuan utama menyikat gigi adalah menghilangkan mikroba (dikenal sebagai plak gigi) dari permukaan gigi. Plak ini merupakan akumulasi bakteri, jamur dan virus yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang dikenal sebagai biofilm mikroba. Biofilm sangat lengket dan hanya bisa dihilangkan dengan menyikat.
Banyak hal yang membuat mikroba ini lebih mudah tumbuh, termasuk area kasar pada permukaan gigi (seperti dari beberapa tambalan), tidak dapat menjangkau area tertentu dengan sikat gigi (seperti ruang di antara gigi), atau memiliki kawat gigi. Faktanya, biofilm plak tumbuh kembali di gigi kita dalam beberapa jam setelah menyikat, inilah yang menjadi alasan yang disarankan untuk menyikat dua kali sehari.
Tidak menyikat gigi dengan benar dapat menyebabkan tingkat plak yang lebih tinggi, yang dapat mengaktifkan respons kekebalan tubuh, pada akhirnya menyebabkan peradangan dan kondisi seperti gingivitis. Peradangan biasanya tidak menyakitkan, tetapi sering menyebabkan gusi berdarah saat menyikat dan terkadang bau mulut. Biofilm juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyikat hingga empat menit mampu menghasilkan gigi yang lebih bersih. Waktu menyikat yang lebih lama ini berarti kita dapat membersihkan gigi dengan lebih efektif dan menjangkau tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Penting diketahui untuk tidak menyikat terlalu sering dan hindari menyikat gigi terlalu keras atau menggunakan pasta gigi dan sikat yang abrasif. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan gusi, terutama apabila menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras atau pasta gigi abrasif.
Penting diingat untuk selalu menyikat gigi dengan kekuatan yang lembut agar tidak merusak jaringan keras dan lunak di mulut kita. (M-4)
Meskipun merupakan sebuah bencana, fenomena banjir tidak jarang dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain air.
Kesehatan disebut sebagai salah satu ujung tombak kemajuan dan kesejahteraan yang kualitasnya harus maksimal untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Semangka bukan hanya buah penyegar di tengah cuaca panas, tapi juga kaya manfaat bagi kesehatan.
Banyak manfaat bagi kesehatn yang tersembunyi dalam buah naga. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Dalam hal cuka sari apel, asam asetat merupakan penyebab utama di balik efek samping yang mungkin muncul.
Penyakit leptospirosis kembali menarik perhatian setelah menimbulkan korban jiwa dan menginfeksi ratusan orang di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Plak tidak bisa hilang dengan berkumur saja, tetapi plak gigi bisa hilang dengan menyikat gigi.
Bibir mungkin berpigmentasi dan kehilangan warna merah muda alaminya karena berbagai penyebab.
Sekitar 10 ribu pelajar yang berasal lebih dari 39 sekolah dasar se-kabupaten Kuningan, Jawa Barat mengikuti acara Bakti Sosial Pelayanan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Untuk meningkatkan jumlah bakteri baik di mulut diperlukan pasta gigi yang tidak menggunakan deterjen atau Sodium Lauryl Sulfate.
Desinfeksi sikat gigi perlu dilakukan secara rutin.
Berkumur tetap perlu setelah menyikat gigi karena kandungan pasta gigi di Indonesia tidak murni berisi flouride.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved