Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MATEMATIKA mungkin bukan hal yang menyenangkan saat didengar bagi sebagian orang. Di sekolah, ilmu pasti itu kerap dianggap sebagai mata pelajaran keramat karena dapat begitu menyulitkan.
Tak sedikit yang mempertanyakan peran matematika dalam kehidupan pascasekolah, khususnya dalam dunia kerja. Padahal, di balik kerumitan setiap rumusnya, matematika memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai lini kehidupan manusia.
Dengan matematika, berbagai teori tercipta dan berbagai masalah terpecahkan. Rumus matematika menghadirkan berbagai bentuk konstruksi, teori, dan ilmu baru sebagai turunannya.
Selain berperan dalam upaya mempermudah kehidupan manusia, unsur-unsur di dalam matematika juga ternyata memiliki makna dan keterkaitan dalam menunjukkan kehadiran tuhan, yakni Allah. Unsur-unsur yang ada dalam matematika sejak awal telah terkandung dalam Alquran.
Relasi matematika dengan bukti kehadiran Allah itu yang diangkat Haifa Zahra dalam bukunya, Mencintai Allah dengan Matematika. Dalam buku tersebut, penulis asal Kuningan, Jawa Barat, ini mencoba menjabarkan keterkaitan hal dasar dalam matematika, seperti bilangan, himpunan, dan cara-cara menghitung sederhana seperti perkalian, dengan ayat-ayat Alquran serta berbagai ajaran dalam agama Islam.
“Alquran adalah fi rman Allah yang maha segalanya. Seirama dengan itu, dalam Alquran juga bisa ditemukan banyak teori matematika seperti bilangan (bilangan bulat, cacah, dan pecahan), himpunan, barisan, lingkaran, sudut, perbandingan, relasi dan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan, pengukuran, konversi, statistika,” halaman 8.
Buku ini membahas 11 unsur dalam matematika dan kaitannya dengan Islam, khususnya Alquran. Penulis menjabarkannya dengan menghadirkan bukti keberadaan unsur-unsur matematika dalam ayat-ayat suci.
Unsur bilangan menjadi yang paling banyak muncul dalam Alquran. Angka-angka yang merupakan bilangan berkali-kali muncul dan disebutkan untuk memperjelas isi dan makna ayat Alquran. Beberapa ayat juga memiliki penyebutan bilangan cacah dan bulat.
“Hal ini terdapat dalam surah Al- Fajr ayat 2 dan 3 yang berbunyi ‘dan malam yang sepuluh, dan yang genap, dan yang ganjil,” halaman 75.
Unsur lainnya, yakni himpunan, juga disebutkan penulis muncul salah satunya di surat Al-Waqiah ayat 7 sampai 10. Terdapat penggolongan yang merupakan bagian dari konsep himpunan.
“Dan kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dulu,” halaman 78.
Bukti bahwa Allah telah mengusung konsep perhitungan dengan teori matematika lain dalam Alquran disebutkan penulis ada dalam surat Al-Araf ayat 142.
Di surat tersebut, Allah menjanjikan kepada Nabi Musa agar bermunajat kepada-Nya selama 30 malam. Setelah itu, Allah menyempurnakannya dengan menambah sepuluh malam, sehingga menjadi empat puluh malam.
“Operasi bilangan di sini adalah penjumlahan dari 30 dan 10 yang hasilnya 40. Kalimat matematikanya 30+10=40.” halaman 101. Pada bab yang membahas mengenai keterkaitan Alquran dengan 11 unsur matematika tersebut, penulis menampilkannya dalam bentuk kolom-kolom. Kolom tersebut memudahkan pembaca menemukan bukti keterkaitan yang ingin disampaikan.
Beberapa grafis juga dihadirkan sebagai ilustrasi yang memperjelas gambaran mengenai teori matematika yang dibahas. Seperti salah satunya grafis mengenai bentuk kelompokkelompok dalam himpunan.
Salat dan puasa
Selain mengenai 11 unsur matematika dalam Alquran, penulis juga menghadirkan bab-bab yang membahas keterkaitan matematika dengan beberapa hal lain dalam Islam, di antaranya kaitan antara salat dan matematika, puasa Ramadan dan matematika, serta kisah-kisah soal Nabi Muhammad SAW yang kerap menggunakan ilmu matematika dalam kesehariannya.
Diceritakan bahwa Nabi Muhammad banyak bersentuhan dengan matematika dalam kesehariannya, khususnya karena ia bekerja sebagai pedagang untuk bertahan hidup.
“Kalau tidak mempunyai ilmu tentang untung, rugi, dan perhitungan matematika, tidak mungkin Rasulullah dapat memperoleh keuntungan. Misal, bisa saja ia ditipu dengan perhitungan harga oleh si pembeli,” halaman 140.
Dalam bab berjudul Salat dan Matematika, penulis membahas bahwa salat, baik wajib maupun sunah, juga dapat diperhitungkan secara matematis. Bukan hanya itu, setiap orang juga bisa mengukur apakah salatnya sudah baik atau belum dengan logika matematika.
Penulis juga membahas mengenai hubung an ibadah puasa dengan matematika. Ia menghadir kan pendapat beberapa ahli tentang beberapa keterkaitan matematika dengan puasa Ramadan.
Di antaranya mengapa bulan Ramadan jatuh pada bulan kesembilan dan apa makna di baliknya. Selain itu juga dijabarkan tentang pemaknaan dari sabda nabi Muhammad yang mengatakan bahwa melengkapi puasa Ramadan dengan enam hari puasa di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh.
Penulis menghadirkan teori yang ia rangkum dari beberapa hadis, ayat Alquran, dan sabda nabi yang ia temukan lalu mengaitkannya dengan konsep matematika. Selain itu, buku ini juga memaparkan bagaimana matematika dianggap bisa menjelaskan mengenai alam semesta sehingga dijadikan sebagai bahasa alam semesta.
Pada bab 7, penulis memaparkan pendapatnya tentang Allah yang juga sangat ahli dalam matematika. Hal itu dapat dilihat dengan ragam ciptaannya yang sangat akurat dan penuh ketepatan, sama halnya dengan ilmu matematika.
“Tak ada yang bisa menolak. Allah memang ahli matematika. Dapat dilihat bagaimana ciptaan-Nya yang sangat luar biasa teliti dan penuh ketepatan,” halaman 135.
Pada bagian akhir buku, penulis menyertakan bab yang berisi jawaban mengapa matematika yang disorotinya berkaitan erat dengan agama Islam. Penulis menampilkan beberapa pendapat ahli dan juga pendapat priba dinya tentang matematika sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Penulis berpendapat bahwa semua ilmu pengetahuan hampir pasti memiliki unsur matematika di dalamnya, dari ilmu sains seperti fi sika, biologi, dan kimia, hingga ilmu sosial dan ekonomi.
“Jadi kalau ada pertanyaan mengapa harus matematika? Jawabannya adalah karena matematika menempati posisi yang unik dan istimewa dalam semua ilmu pengetahuan sehingga disebut sebagai bahasa alam semesta seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya,” halaman 145.
Cara mencintai
Seperti kita ketahui, mencintai tuhan merupakan hal personal bagi setiap manusia. Setiap orang mungkin memiliki cara sendiri untuk membuktikan keesaan tuhan dan agama yang ia yakini.
Meyakini keagungan Allah melalui matematika yang selalu hadir di berbagai lini kehidupan manusia tampaknya menjadi cara yang dipilih penulis untuk menambah kecintaannya akan tuhan. Dalam buku ini, hal itu sangat tampak dari banyaknya opini yang dirangkum menjadi sebuah kesimpulan akan keterkaitan matematika dengan berbagai hal dalam Islam.
Pada beberapa bagian, opini tersebut diperkuat dengan pendapat dan teori lain yang dikeluarkan oleh berbagai ilmuwan hingga tokoh agama.
Namun, pada beberapa bagian kesimpulan yang dihadirkan murni berasal dari opini penulis.
Penulis juga banyak menghadirkan rumus dan istilah matematika dalam menjelaskan opini atau temuannya terkait matematika dan Islam. Bagi yang kurang dapat berteman dengan angka, banyaknya rumus dan angka di dalam buku mungkin akan membuat maksud yang disampaikan jadi lebih sulit tersampaikan.
Namun, pada mayoritas bagian buku, penulis menyampaikan isi pikirannya dengan cara lugas, tapi tetap sederhana. Penulis juga kerap memberikan contoh dari hal yang lazim ditemui atau dibahas dalam kehidupan masyarakat muslim.
Meski berbagai opini dan pendapat penulis masih sangat terbuka untuk diperdebatkan, buku ini bisa menjadi satu referensi tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan Islam saling terkait dan menguatkan. Membaca buku ini dapat menimbulkan pemahaman akan pentingnya menghargai pengetahuan bersamaan dengan mencintai tuhan sebagai hal yang tak bisa dipisahkan. (M-2)
__________________________________________________________________________
Judul: Mencintai Allah dengan Matematika
Penulis: Haifa Zahra
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Tahun: Oktober 2021
ISBN: 978-623-00-2776-5
Halaman: 158
Ada lima area utama pendekatan pendidikan yang dilakukan Casa Dei Montessori yaitu keterampilan hidup (practical life), sensorial, matematika, bahasa, dan kultural.
Mudah ingat rumus integral & turunan! Pelajari trik simpel, kuasai kalkulus tanpa pusing. Tips ampuh untuk pelajar & mahasiswa. Klik sekarang!
Konversi satuan panjang, berat, waktu mudah! Temukan rumus lengkap & praktis. Pelajari cara mengubah meter ke cm, kg ke gram, jam ke menit di sini!
Selesaikan sistem persamaan linear dengan mudah! Pelajari metode substitusi, eliminasi, & matriks. Kuasai aljabar & raih nilai terbaikmu sekarang!
Hafal rumus matematika dasar dengan cepat! Temukan trik ampuh, metode unik, dan tips jitu agar matematika jadi lebih mudah dan menyenangkan. Klik sekarang!
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved