Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

AFIRIYAN Choirul Anam Daya Saing Penyandang Disabilitas

(*/M-1)
26/9/2021 05:20
AFIRIYAN Choirul Anam Daya Saing Penyandang Disabilitas
AFIRIYAN Choirul Anam Daya Saing Penyandang Disabilitas(MI/SUMARYANTO BRONTO)

AFIRIYAN Choirul Anam pada awalnya terlahir sebagai nondisabilitas, tetapi saat beranjak usia satu tahun, tumbuh kembangnya mengalami penurunan. Ini disebabkan mengidap Spinal Muscular Atrophy, sebuah penyakit genetik ini ditandai dengan kelumpuhan otot yang menyebabkan pengecilan saraf otot. Seiring bertambahnya usia, pen­derita penyakit itu semakin tak bisa bisa menggerakkan anggota tubuh.

Meskipun mengalami keterbatasan fisik, tetapi Riyan, begitu sapaannya, tak pernah patah arang untuk melanjutkan aktivitasnya bersekolah hingga berhasil menoreh banyak prestasi.

Beberapa prestasinya di antaranya pemenang di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2011, 2012, hingga 2014. Sejak mengikuti OSN tahun 2012 bidang IT, Riyan menaruh minat di bidang IT dan rutin mengikuti berbagai perlombaan di bidang IT.

Termasuk saat pria yang lahir di Cilacap, 18 September 1997 ini juga ikut di lomba internasional IT khusus disabilitas, yaitu Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) tahun 2015. “Jadi, ketika saya ikut tahun 2015, saya dapat info dan coba apply. Waktu itu saya mendapatkan juara satu untuk presentasi dan juara satu fotografi,” kata Riyan yang hadir sebagai bintang tamu Kick Andy bersama sang adik, Abi, yang juga mengalami penyakit serupa.

Pria berusia 24 tahun ini juga mengatakan bahwa adiknya, Abi, juga mengikuti lomba Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) tahun ini, telah dinyatakan lulus kualifikasi, dan Oktober mendatang akan mengikuti final.

Global IT Challenge for Youth with Disabilities (GITC) ialah perlombaan teknologi informasi atau information technolo­gy (IT) untuk para penyandang disabilitas yang di­selenggarakan oleh yayasan dari Korea Selatan. Untuk membantu para peserta Indonesia, Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) meminta Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional (Pustiknas) untuk memberikan pelatihan. Pustiknas kemudian bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk terus mengadakan pelatihan untuk para penyandang disabilitas hingga saat ini.

Direktur Sumber Daya dan Administrasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo, Fadhilah Mathar, mengemukakan ada dua tantangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas untuk menerima pelatihan TIK.

“Tantangannya ada dua. Pertama, banyak keluarga yang tidak mau menampilkan anak mereka disabilitas. Ini mungkin karena mereka merasa anak mereka tidak mampu bersaing. Kedua, infrastruktur, misalnya, pada saat mengikuti pelatihan, melakukan registrasi, tapi sinyalnya hilang kemudian kami kontak tidak bisa,” kata Indah.

Lebih lanjut, Fadhilah mengatakan tantangan-tantangan itu bisa teratasi dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk perorangan. Dengan adanya forum bagi para penyandang disabilitas, mereka juga dapat berbagai pengalaman di antara kelompok mereka sendiri.

“Jadi, kami sebenarnya semangatnya ialah bagaimana mereka punya forum yang membuat mereka bisa berkumpul, saling berbagi. Kalau untuk kompetisinya itu lebih kepada suatu proses pembanggaan atas upaya mereka belajar,” pungkasnya. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
  • Ciptakan Usaha yang Jadi Solusi untuk Masyarakat

    03/11/2024 05:45

    Dewasa ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka

  • Beri Peluang Anak Muda untuk Kembangkan Diri

    03/11/2024 05:40

    MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia.

  • Anak Penjahit yang Jadi Rektor

    13/10/2024 05:30

    Perjalanan perkuliahan Asep tidak mudah. Ia bahkan sempat dipenjara karena menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat penyebaran buku putih yang isinya kisah gurita bisnis Presiden Soeharto.

  • Jatuh Bangun Membangun Bisnis di Usia Muda

    29/9/2024 05:30

    Setelah masalah selesai, Fikrang pun menutup bisnis aplikasinya itu, namun dia tidak kapok untuk berbisnis.

  • Drama Kudeta di Kadin

    22/9/2024 05:30

    Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.

  • Bule Sabang Merauke

    15/9/2024 05:30

    Media sosial sempat diramaikan video seorang bule yang membantu warga membangun jembatan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.