Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Membantu Sesama tanpa Menunggu Waktu

NIKE AMELIA SARI
19/9/2021 05:05
 Membantu Sesama tanpa Menunggu Waktu
Aditya Prayoga.(MI/PERMANA)

MESKI sudah memiliki niat, tidak jarang orang tetap berlama-lama sebelum menolong sesama. Berbagai alasan bisa muncul, bahkan ketika kondisi ekonomi sebenarnya sudah berkecukupan.

Sebab itu, ketika ada orang yang berani menolong sesama padahal dirinya juga serbakesulitan, inilah kebaikan yang sebenarnya. Hal itu pula yang ada dalam sosok Aditya Prayoga. Pria 29 tahun ini merupakan pendiri dan pemilik Rumah Makan Gratis (RMG).

Didirikan pertama pada 2016, RMG kini telah berada di lima lokasi, yakni di Cilangkap (Jakarta Timur), Ciangsana (Kabupaten Bogor), Depok, Pasar Minggu, dan Jatisampurna (Bekasi). Di tiap cabang RMG itu minimal 200 porsi makanan gratis disediakan per hari.

Gerakan sosial itu sudah dimulai sejak Aditya masih hidup mengontrak. Hadir sebagai narasumber Kick Andy episode Bukan sekadar Kata yang tayang hari ini di Metro TV, Adit, demikian sapaannya, mengungkapkan jika keikhlasan menolong sesama akan berbuah keberkahan yang berlipat ganda.

Hal itu ia alami sendiri sejak menolong nenek pemulung yang hidup sebatang kara. Perjumpaan dengan sang nenek terjadi selepas menunaikan salat subuh di masjid. Adit yang iba melihat nenek tersebut berjalan pincang dengan kaki yang bolong karena luka memutuskan mengantarkannya pulang. Dari situ pula Adit mengetahui nenek berusia 92 tahun itu hanya sebatang kara.

Meski dirinya hidup serbaterbatas, pria yang hanya tamat sekolah dasar ini mengajak sang istri untuk membelikan obat dan mengantarkan makanan setiap hari kepada sang nenek hingga akhir hayatnya. Sebelum meninggal, nenek tersebut sempat menepuk bahu Adit sebanyak tiga kali sembari mengatakan jika Adit akan memiliki hal-hal yang saat ini belum dimiliki, akan bertemu orang-orang baru, dan pergi ke tempat-tempat yang selama ini hanya bisa ia impikan.

Semenjak itu, kehidupan Adit berbalik 180 derajat. Usahanya berjualan murotal Alquran untung hingga puluhan juta rupiah. Adit yang semula divonis mandul oleh dokter, akibat kecelakaan kerja saat menjadi kuli bangunan, juga bisa memiliki anak.

Meski kehidupan membaik, Adit tidak melupakan pentingnya bersedekah. "Banyak keajaiban yang terjadi, istri saya hamil, saya pengin sujud di Mekah, saya diumrahin sama ibu rumah tangga, gratis. Dulu, saya ingin punya rumah besar, yang di depannya bisa buka rumah makan gratis dan di atasnya bisa menampung anak jalanan yang masih kecil-kecil yang enggak punya bapak dan ibu. Itu benaran terjadi, saya dapat rumah gratis," ungkap Adit yang kini telah memiliki tiga anak.

Berbagai tantangan dalam menjalankan RMG, termasuk difitnah dan dirampok, tidak membuatnya kapok. Keberadaannya RMG juga menarik kedermawanan orang lain hingga mereka menjadi donatur.

"Alhamdulillah selalu ada beras dan tidak pernah habis. Ada yang sedekah, ya kita terima. Tapi saya enggak ngajuin proposal dan tidak pernah menaruh kotak infak, tidak pernah minta sumbangan ke jalan-jalan atau ke tetangga-tetangga," jelas Adit yang hingga kini masih berjualan murotal Alquran, berjualan pecel lele di Pasar Minggu dan Depok, serta sang istri berjualan baju lewat internet.

Terlunta-lunta

Tekad Adit untuk terus membantu kaum papa juga berkaca dari masa lalunya yang sempat terlunta-lunta saat baru merantau ke Jakarta. "Tidur di pinggir jalan, kadang ada kursi panjang saya tidur di situ, depan ruko, saya tidur bawah ruko itu. Makan ya, jarang makan. Pernah jadi pemulung, jualan koran, jaga parkir, jadi Pak Ogah," kenang Adit yang berasal dari keluarga miskin di Palembang.

Adit yang sejak kecil sering dicap sebagai anak nakal mengaku mulai berubah setelah meminta nasihat dari seorang imam masjid. "Bapak itu jawab, ada tiga kalau kamu mau jadi orang baik, sebaik-baik manusia ialah manusia yang mau belajar Alquran dan mau mengajarkan Alquran. Kedua sebaik-baik manusia ialah manusia yang banyak memberi manfaat untuk orang lain. Ketiga kamu amalkan ayat-ayat Allah," ungkap Adit yang kemudian memilih menjadi marbot masjid.

Belakangan ini Adit terus mengembangkan gerakan kemanusiaannya. "Kita ada program keliling kampung, Razia Dapur Warga. Saya bentuk tim Rumah Makan Gratis (RMG) keliling kampung, kita razia dapur-dapurnya orang-orang. Kalau di dapurnya tidak punya beras dan tidak punya sembako langsung kita turunin dari mobil, kita kasih," paparnya.

Ia juga menuturkan jika bantuan yang diberikan disesuaikan dengan sumber daya yang ada saat itu, bahkan bisa saja kemampuannya saat itu hanya doa. "Ketemu orang sakit, kita bantu kasih doa, kita kasih sembako, kita kasih uang ala kadar. Tidak punya BPJS, kita bantu urusin BPJS, bawa ke rumah sakit. Ada nikah gratis juga," pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya