Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Tradisi Mengonsumsi Alkohol Ternyata Sudah Dimulai 9000 Tahun Lalu

Galih Agus Saputra
06/9/2021 13:51
Tradisi Mengonsumsi Alkohol Ternyata Sudah Dimulai 9000 Tahun Lalu
Seorang anggota keluarga meletakan alkohol di area pemakaman. Tradisi minum alkohol telah ada di Tiongkok sejak ribuan tahun silam.(GREG BAKER / AFP)

Tradisi atau kebiasaan mengonsumi minuman beralkohol rupanya sudah dimulai sejak ribuan tahun silam. Hal ini diketahui dari temuan tembikar oleh para arkeolog di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Tiongkok selatan.

Jiajing Wang, arkeolog dari Dartmouth College, Amerika Serikat mengatakan tembikar itu berusia kurang lebih 9000 tahun. Temuan ini juga dianggap menjadi bukti bahwa ritual mengonsumsi minuman beralkohol jenis bir telah menjadi salah satu bagian penting dalam merawat hubungan sosial.

Lebih dari itu, tradisi mengonsumsi minuman beralkohol  ini juga dianggap memiliki pengaruh pada kebangkitan masyarakat pertanian yang kompleks empat milenium kemudian. Temuan ini diterbitkan minggu lalu di jurnal PLOS ONE, dimana para ilmuwan menglaim temuan ini sebagai tembikar bercat tertua yang pernah diketahui dan beberapa di antaranya juga dihiasi dengan desain abstrak.

"Tidak ada tembikar semacam ini yang pernah ditemukan di situs lain, yang berasal dari periode waktu ini," kata Wang, seperti dilansir dari Independent, Minggu, (5/9).

Wang dan tim menemukan tembikar ini di atas gundukan selebar 80m x 50m.  Tingginya mencapai 3 m di atas permukaan tanah dan dikelilingi oleh parit buatan. Masing-masing tembikar kecil ini juga dapat dipegang dengan satu tangan seperti cangkir, atau tidak seperti wadah penyimpanan yang ukurannya jauh lebih besar.

Para ilmuwan mencoba menganalisis residu fosil yang diekstraksi dari permukaan tembikar tersebut. Mereka kemudian menemukan adanya butiran atau sisa-sisa fosil sekam padi, tanaman lain, jamur, dan residu ragi yang konsisten dengan residu dari fermentasi bir.

Jamur yang ditemukan juga sangat mirip dengan yang digunakan untuk membuat sake,  atau minuman fermentasi beras lainnya di Asia Timur.  “Melalui analisis residu tembikar dari Qiaotou ini, kami telah menemukan bahwa tembikar digunakan untuk menampung bir, dalam arti yang paling umum minuman fermentasi yang terbuat dari beras (Oryza sp.), biji-bijian yang disebut air mata Ayub (Coix lacryma), dan umbi-umbian yang tidak dikenal,” pungkas Wang. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya