Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEMANGAT menebar kebaikan juga datang dari pembuat inkubator gratis, Prof Dr Ir Raldi Artono Koestoer, DEA. Guru Besar teknik mesin Universitas Indonesia ini sudah banyak menyelamatkan nyawa bayi prematur.
"Kami mulai di tahun 2012 sampai tahun 2020 bulan Desember itu ada 4.500 bayi yang terselamatkan di 120 kota, 80% ada di Jawa dan Bali, sisanya 20% ada di luar itu," kata Prof Raldi saat menjadi bintang tamu Kick Andy episode Senja tak Kunjung Padam yang tayang hari ini. Ia menjelaskan di antara bayi-bayi yang diselamatkan, tidak hanya yang memiliki bobot sekitar 1.5 kg, tetapi ada juga yang hanya memiliki bobot 700 gram.
Prof Raldi menjelaskan dalam menyalurkan inkubator gratis, ia bekerja sama dengan para ‘agen’. Agen merupakan orang yang ingin mengganti biaya produksi, ingin mengantarkan inkubator kepada orang yang membutuhkan, mengambil, dan merawat inkubator tersebut. Dari hanya 10 agen di 10 kota pada 2014, saat ini gerakannya sudah menggandeng 120 agen di 120 kota.
Ia mengungkapkan ide awal gerakannya tercetus dari adanya inkubator rusak di rumah kakaknya. "Jadi, di suatu hari di tahun 1989, saya mampir ke rumah kakak saya, dia dokter anak. Dia bawa inkubator kecil rusak rumahnya dari rumah sakit. Lalu, saya lihatlah inkubator itu, saya periksa-periksa kemudian (saya bilang) ‘pantesan rusak, ininya gini sih, itunya gini’. Kalau boleh saya bilang, saya kritik terus. Lalu dia bilang ke saya, 'kenapa enggak lu aja yang bikin?' Buat saya, kata ini menempel di kepala saya," kenangnya.
Kata-kata sang kakak pun melekat di benak Raldi. Pria kelahiran Jakarta tersebut terpacu membuat inkubator dan akhirnya bisa ia capai pada 2001. Setelah itu, misi kemanusiaannya muncul setelah seorang teman sekolahnya membutuhkan inkubator untuk cucunya. Raldi pun meminjamkan inkubator karyanya.
Raldi juga menuangkan perihal inkubator tersebut di blog pribadinya. "Lalu, saya ini, kan, bloger, nah, emak-emak bloger baca. Lalu, yang perlu ngontak saya karena waktu itu saya tulis e-mail dan kontak sms. Kemudian ini bergerak hingga saat ini," lanjutnya.
Pengalaman pertamanya berhasil menolong seorang bayi kemudian menjadi titik baliknya dalam menganggap berbagai persoalan kehidupan. Baginya, segala persoalan dunia ialah kecil dan yang paling utama merupakan membantu sesama. Ia pun berjanji untuk terus-menerus mengurus inkubator gratis untuk lebih banyak menyelamatkan nyawa bayi.
Hingga saat ini, Raldi terus mengembangkan teknologi inkubatornya. Ia mengembangkan inkubator lepas pasang agar menghemat ruang sehingga lebih mudah dan juga murah untuk dikirim ke berbagai daerah. Lebih lanjut, Prof Raldi mengatakan para orangtua yang membutuhkan bantuan inkubator dapat menghubungi kontak sms center atau melalui kontak nomor Whatsapp. (*/M-1)
Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Aries Fadhilah secara simbolis menyerahkan paket bantuan di tiga yayasan sekitar Kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (19/3)
Adapun paket seragam terdiri baju sekolah, baju pramuka, celana atau rok, sepatu, tas, dan peralatan keperluan sekolah lainnya dengan kisaran harga Rp1,2 juta per paket.
Rektor universitas berkontribusi nyata sebagai motor penggerak utama prestasi dan inovasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Saat ini jenazah yang ditemukan di kawasan Bacan Timur, Halmahera Selatan itu masih dalam proses identifikasi.
Diharapkan kerja sama Metro TV dan Alamtri terus terjalin sebagai bentuk kepedulian yang nyata untuk mengurangi angka putus sekolah
METRO TV kembali berkolaborasi dengan Adaro Group melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri atau YABN dengan melaksanakan program Satu Seragam Sejuta Harapan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved