Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dr Lie Augustinus Dharmawan Menjalankan Proyek Tuhan

Nike Amelia Sari
22/8/2021 07:00
Dr Lie Augustinus Dharmawan Menjalankan Proyek Tuhan
Dr Lie Augustinus Dharmawan(MI/SUMARYANTO BRONTO)

PADA 16 Juni lalu, tersiar kabar karamnya Rumah Sakit Apung Bahenol yang didirikan dr Lie Augustinus Dharmawa. Hal ini membuat masyarakat luas ikut dilanda kesedihan. Bagaimana tidak, selama delapan tahun beroperasi, RSA telah menjadi penolong bagi banyak warga kepulauan dan pesisir yang tidak mendapat akses kesehatan.

Tercatat, bukan saja sudah melayani lebih dari 13ribu pasien rawat jalan, RSA yang berbentuk kapal ini bahkan sudah menjalankan 643 operasi kecil dan 385 operasi besar. Sebuah gerakan donasi pun dibuat di Kitabisa.com untuk pembangunan kembali RSA itu.

Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy bertajuk Senja tak Kunjung Padam yang tayang hari ini, dr Lie Augustinus Dharmawan mengungkapkan kronologis karamnya RSA Bahenol akibat kebakaran dalam perjalanan ke Sumbawa di Teluk Sape.

“Kapal itu mendadak terbakar dan dengan cepat tenggelam. Untunglah keenam ABK bisa menyelamatkan diri," tukas dokter kelahiran Padang 75 tahun silam itu. "Ada orang yang berspekulasi karena mesinnya tua, jadi korsleting dan terbakar, tapi mesinnya tidak tua. Dua tahun yang lalu, mesin kapal yang tadinya mesin truk diganti dengan mesin kapal," tambah dokter spesialis ahli bedah umum, bedah toraks, bedah jantung, dan bedah pembuluh darah ini.

Dokter Lie mengungkapkan tekad awal membuat RSA hadir dari pengalaman pribadinya yang diselimuti dengan kemiskinan. Sang ayah meninggal saat dr Lie masih berusia 10 tahun dan sejak itu perekonomian keluarganya kian sulit.

"Ketika mama sambil menangis menyuruh saya bermain, saya tahu beliau sangat sedih, tidak mampu memberikan makan dan sebagai hiburan hanya menyuruh anaknya bermain lagi. Ini berbekas ke dalam kehidupan saya. Saya tidak bisa melihat orang menderita," jelas dokter Lie. Meski hidup serbakesusahan, dr Lie tetap tumbuh sebagai anak berprestasi. Ia mendapat gelar dokter dari Free University Berlin, Jerman.

Selain itu, dr Lie merasa bahwa profesi sebagai dokter membawa tanggung jawab sebagai kepanjangan tangan Tuhan. Iman dan rasa nasionalisme di dalam diri yang mengantarkan dokter Lie untuk bisa membantu banyak orang. "Saya yakin ini adalah proyek Tuhan yang boleh saya kerjakan sebagai perpanjangan tangan Beliau. Saya juga bangga menjadi orang Indonesia," ujarnya.

 

 

Melanjutkan misi

Berkat gerakan penghimpunan dana, dr Lie mengungkapkan kini sudah bisa mencari kapal pengganti. Ia pun merasa terharu dengan perhatian dan bantuan masyarakat.

"Dananya sudah di atas 40 miliar. Ada dua yang saya lihat, satu bahwa orang melihat apa yang kami lakukan ini memang benar dilakukan di negara kita. Kedua, menjadi cambuk bagi saya untuk terus berkarya memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan. Saya tidak berputus asa, apalagi menyerah," tegasnya

Lebih lanjut, ia menjelaskan kapal yang diharapkan menjadi kapal pengganti itu berada di Sulawesi dan tingkat pengerjaannya telah mencapai 70%. Kalau sudah selesai, kapal itu akan dibawa ke Jakarta. Kami akan memuat alat-alat yang dibutuhkan. Kapal yang baru ini kira-kira 4,5 meter lebih besar daripada Bahenol," paparnya.

Bukan hanya lewat kapal, dokter Lie dan DoctorSHARE sejak 2015 juga menjalankan program dokter terbang atau flying doctor untuk menjangkau masyarakat terpencil di daerah pegunungan. "Di mata Tuhan itu nyawa sangat berharga, juga di mata seorang dokter. Yang hidup di hutan itu saudara kita juga, nyawa mereka sama berharganya dengan nyawa mereka yang hidup di pesisir. Jangan tunggu bola itu dating, tapi kita datang untuk penjemputan bola. Itu adalah ide dasar," ujar dokter Lie.

Tak hanya sampai disitu, di usia senjanya, semangat terus membantu banyak orang tak pernah pudar, dokter Lie juga memiliki mimpi besar untuk memberikan akses pendidikan untuk suku laut dengan cara mendirikan sekolah laut yang saat ini sedang melayani di Kepulauan Riau. Ia percaya dengan ilmu, masyarakat pesisir akan keluar dari situasi sulit. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya