Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

ALDI HARYOPRATOMO Kolaborasi Lintas Kalangan

(*/M-1
15/8/2021 05:10
ALDI HARYOPRATOMO Kolaborasi Lintas Kalangan
Aldi Haryopratomo, relawan Warga BantuWarga(MI/SUMARYANTO BRONTO)

GOTONG royong suplai oksigen juga dilakukan gerakan Oxygen for Indonesia. Semakin mengagumkan karena gerakan itu lahir berkat kolaborasi lintas kalangan, yakni perusahaan rintisan atau startup, modal ventura (venture capital), relawan, dan masyarakat biasa.

"Rasanya seperti membangun startup, tapi semuanya mendadak dan semuanya gotong royong. Itu yang membuat saya merinding dan enggak nyangka dalam waktu sedekat ini semua orang bisa bergabung," kata Aldi Haryopratomo, relawan WargaBantuWarga yang ikut bergerak di Oxygen for Indonesia. Ia hadir sebagai bintang tamu Kick Andy episode Gandeng Tangan Satukan Hati yang tayang Minggu (15/8).

Aldi menjelaskan gerakan itu memiliki target jangka pendek penyediaan sekitar 10 ribu oksigen konsentrator untuk 30 ribu pasien. Oksigen tersebut akan didistribusikan ke sekitar 1.500 RS di seluruh Indonesia. Sementara itu, dalam jangka panjang, mereka menargetkan membantu tujuh juta pasien.

Untuk memenuhi target 10 ribu oksigen, mereka membutuhkan dana US$10 juta atau setara dengan Rp145 miliar. Dana tersebut masih terus dihimpun dan diharapkan dapat terpenuhi pada September 2021.

Meski besar, ia yakin dengan semangat gotong royong, kebutuhan dana itu akan tercapai. Saat ini pun donasi mengalir bukan saja dari dalam negeri, melainkan juga luar negeri. "Banyak sekali dari luar juga, seperti kawan-kawan kita yang di luar negeri juga bersatu dengan turut patungan membantu. Karena jika kita sendiri-sendiri tidak akan bisa. Jika kita bersama-sama, akan bisa," ungkap pria berusia 39 tahun tersebut.

Di dalam negeri, tambahnya, perusahaan startup dan selebritas juga terus bergabung memberi bantuan. Di sisi lain, pria lulusan MBA Harvard Business School mengungkapkan tantangan lain yang harus dihadapi ialah soal pengadaan dan pengiriman. Meski dana tersedia, pasokan oksigen konsentrator yang terbatas membuat mereka harus berebut dengan pihak lain.

"Tantangannya pengadaannya. Menyediakan oksigen kita berebut dengan yang lain. Jadi, kalau kita bergerak sendiri-sendiri, ordernya akan kecil sehingga kita bukan menjadi prioritas. Beruntung sekali kita semua bisa bergabung. Kedua, pengiriman," jelasnya. Ia yakin dengan kolaborasi yang terus membesar, berbagai tantangan itu dapat diatasi. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik