Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MESKI bukan berlatar selebritas atau dunia hiburan, Asoka Remadja sukses menjadi salah satu influencer dan travel blogger terkenal di Tanah Air. Di akun Instagram @asokaremadjas, pria kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1988 itu memiliki lebih dari 61 ribu pengikut.
Unggahannya pun bukan hanya soal perjalanan, melainkan juga soal hobi tanaman, kulineran, ulasan produk rumah tangga, bahkan soal investasi. Fanatisme para pengikutnya bisa dilihat dari larisnya produk-produk yang ia ulas, termasuk produk-produk penyubur tanaman buatannya.
Di tengah kesuksesannya, salah satu hal yang tidak berubah ialah ciri khasnya mengenakan sarung atau kain adati Indonesia. Baik saat travel ke berbagai daerah maupun nge-mall, Asoka lebih memilih mengenakan sarung tenun dan batik.
Ketika kerap dianggap sebagai bentuk mencari perhatian berlebih, Asoka menceritakan kegemarannya bersarung bukan hal baru. Ia sudah rutin menggunakan sarung sejak masih kuliah dan bekerja di Tiongkok pada 2012.
"Dari 2012 pas tinggal di China (Tiongkok) sudah mulai pakai sarung, selang-seling sama jins. Sampai pertengahan 2013 udah ganti semua celana dengan sarung,” ujar Asoka yang menjadi narasumber Kick Andy episode Konten Kebahagiaan yang tayang pada Minggu (4/7).
Baginya, pemilihan sarung bukan tanpa alasan, melainkan menyesuaikan dengan kepribadian. Hal itu juga yang membuatnya meninggalkan segala impian yang sudah dicapainya di 'Negeri Tirai Bambu' dan kembali ke Indonesia pada 2014. Sejak tahun itu pula, ia bertualang ke berbagai tempat di Tanah Air, dari ujung paling barat di Sumatra hingga Papua.
Hobi travel itu kemudian membuatnya terkenal sebagai bloger pejalan dan sejak 2016 digandeng secara komersial oleh beberapa biro perjalanan. Namun, ia tidak melupakan niat awal untuk berbagi kebahagiaan lewat dunia maya. Sebab itu, ia kerap melakukan kegiatan amal.
“Saya punya beberapa usaha. Jadi, travel blogger bukan sumber main income. Jadi, sebelum 2016, saya pasti cuma mau ambil yang ada CSR untuk giving back to community,” ucap Asoka.
Memasukkan misi sosial di medsos dikatakan Asoka juga merupakan wujud mengikuti prinsip yang diajarkan orangtuanya. Ia mengaku mereka selalu mengingatkan untuk sebisa mungkin berempati dan bersimpati kepada sesama.
“Dulu tidak ada socmed, mau bantu orang tinggal bantu, sekarang mau bantu orang bisa pakai crowd funding. Saat ini ketika kita sudah mulai berpikir untuk punya (akun) socmed, kita enggak boleh sembarangan. Harus ada tanggung jawab dengan apa yang di-share," tuturnya.
Pandemi
Di masa pandemi ini Asoka mengambil peluang dengan berbisnis tanaman, yang juga berawal dari hobi. Semula berbisnis sendiri, tetapi seiring dengan berjalannya waktu Asoka menekuni bisnis tanamannya bersama seorang teman yang terdampak oleh pandemi. "Sampai kami bikin serum tanaman," ujarnya.
Serum tanaman hias yang ia beri nama Serum No Brand Plant itu memiliki empat macam jenis, yaitu serum pembasmi hama, pembersih daun, untuk sayur, dan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Serum produksi rumahan yang dikerjakan dengan proses organik itu selalu habis begitu dijual.
Karena merasakan sulitnya membangun bisnis dari nol, terutama di tengah pandemi, Asoka kerap membantu UMKM berpromosi gratis. Lewat Instagram Story, ia mempromosikan produk UMKM yang menurutnya berkualitas.
"Kalau usahanya di bidang makanan atau kuliner gitu, saya tahu modalnya tidak besar, untungnya pun juga tidak seberapa. Masak harus ditarik bayaran? Apalagi, lagi pandemi begini. Lagi pula, belum tentu yang saya bilang enak, orang langsung mau beli,” ungkap Asoka.
Asoka pun terbuka menerima UMKM yang mengirimkan produk kepadanya untuk diulas meski ia juga memiliki batasan jenis produk yang ia terima. Meski itu merupakan kegiatan sosial, Asoka mengaku tetap mengutamakan sisi kualitas. Produk yang kurang baik tidak ia tampilkan di Instastory. Dengan begitu, ia tetap memberikan ulasan yang jujur kepada pengikutnya. (M-1)
Bakti sosial kesehatan dilaksanakan di RSAU dr Hoediyono, Lanud Suryadarma Kalijati, Subang, diikuti 128 warga yang mayoritas sudah berusia lanjut.
PT Angkasa Pura II gandeng Yayasan Kick Andy Foundation memberikan santunan pada 1.000 anak yatim dari 22 kelurahan dan desa di sekitar Bandara Soekarno Hatta.
Adapun pendidikan kepada guru-guru PAUD se-Indonesia tersebut nantinya akan dilaksanakan di Jakarta.
Siswa-siswi yang mendapat bantuan tersebut berasal dari SDN Tanjung Jaya I, Tanjung Jaya II dan SDN Citeurep II, yang beberapa hari lalu dilanda bencana banjir.
"Saat ini PT AP II melalui Kick Andy Foundation memberikan bantuan sebesar Rp1 miliar lebih. Bantuan tersebut difokuskan ke tiga bidang, yaitu pendidikan, lingkungan dan pengembangan UMKM."
konsep kaki palsu di Kick Andy adalah kaki palsu untuk hidup mandiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved