Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pendidikan Seksualitas Disarankan Dimulai di Usia 3 Tahun

Nike Amelia Sari
24/6/2021 19:00
Pendidikan Seksualitas Disarankan Dimulai di Usia 3 Tahun
Anak usia 3 tahun dinilai sudah bisa menerima pendidikan seksualitas sederhana.(Note Thanun/ Unsplash)

SELAMA ini kita telah mendengar jika pendidikan seksual sebaiknya diberikan sejak dini pada anak. Namun belum banyak yang menjelaskan mengenai batasan usia dini tersebut. 

Rachel Lotus, Pendiri dan Direktur The Talk NYC, sebuah perusahaan pendidikan seksualitas progresif di New York, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan jika usia 3 tahun atau 4 tahun merupakan awal usia yang baik untuk mengenalkan pendidikan seks. Perempuan yang juga pemegang gelar master di bidang pendidikan itu menilai jika pada usia tersebut anak sudah dapat menerima penjelasan sederhana mengenai jenis kelamin. Selain itu anak juga memang perlu untuk punya kemampuan awal melindungi diri.

"Jika Anda memperkenalkan topik-topik ini ketika anak-anak masih sangat muda dengan cara yang sesuai dengan usianya, kemudian, ketika mereka berada pada usia di mana topik itu benar-benar mulai menjadi sangat relevan, mereka tidak merasa canggung dan tidak nyaman tentang hal itu," kata Lotus, seperti dikutip dari cnn.com, Selasa (22/6).

Sebaliknya, menurutnya, jika orangtua menunggu sampai anak sudah memasuki masa pubertas justru pembicaraan itu lebih menantang kenyamanan anak maupun orangtua sendiri. Sebab orangtua sudah harus langsung mengenalkan banyak hal. 

Pendidikan pubertas yang dimulai dini juga terbukti dapat mengurangi kecemasan dan memperbaiki sikap pada remaja. Tetapi dengan pubertas yang terjadi lebih awal di banyak wilayah di dunia, kebutuhan untuk menormalkan diskusi untuk anak-anak yang lebih muda telah meningkat.

Lotus menyarankan, dapat mengubah pembicaraan dengan obrolan yang sesuai dengan usia, kapan pun ada peluang, tentang pubertas pria dan wanita, terlepas dari jenis kelamin atau identitas gender anak. 

Contohnya, ketika anak-anak mengajukan pertanyaan tentang tubuh orang tua. Penting untuk diajarkan kepada anak kenapa tidak boleh melakukan beberapa hal, apa saja yang harus dijaga dan dilakukan sehingga mereka lebih mengetahui bagian tubuhnya yang tidak boleh dipegang orang lain atau diekspos agar anak mempunyai integritas diri. 

"Kami mulai ketika anak-anak berbicara dengan nama bagian tubuh yang tepat, beberapa tahun kemudian, kami membangun lebih banyak pengetahuan tentang apa yang dilakukan tubuh dan bagaimana hubungannya dengan bayi," kata Lotus.

"Beberapa tahun setelah itu, kami melakukan percakapan yang lebih bermakna tentang ekspresi, peran, dan identitas gender. Pada saat anak-anak mendekati pubertas, mereka telah mengumpulkan semua pengetahuan ini," lanjutnya.

Dengan mengajarkan soal pubertas, anak juga akan memiliki kepercayaan dan rasa nyaman untuk menceritakan hal-hal terkait perkembangan pubertas mereka pada orangtua. Ini berarti orang dewasa tidak boleh menghindar dari obrolan tersebut dan bersikap sopan saat ditanya terkait hal itu. "Ini dapat dipahami oleh anak-anak Anda bahwa tidak ada yang memalukan atau rahasia tentang seks dan seksualitas dan Anda tidak merasa tidak nyaman dengan itu," papar Lotus. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya