Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DIET intermiten untuk penurunan berat badan belakangan ini kian populer. Diet yang pada intinya dalam jangka pendek secara reguler ini banyak dikuti selebritas.
Akan tetapi, studi baru menunjukkan jika diet intermiten tidak mengungguli diet tradisional untuk menurunkan berat badan. Diet tradisional dilakukan dengan membatasi jumlah kalori harian lewat pengaturan jenis makanan. Tujuan utamanya adalah mengurangi lemak tubuh.
Pada orang dewasa, diet tradisional mengurangi 0.5 kg berat badan per minggu dibutuhkan pengurangan kalori 500-750 kalori per harinya. Untuk mengurangi berat badan, perkiraan total kalori yang dibutuhkan 1200-1500 untuk wanita dan laki-laki 1500-1800 kalori per hari.
Cara tradisional yang dianjurkan dalam memilih jenis makanan, salah satunya seperti mengonsumsi beras pecah kulit seperti beras cokelat, beras merah, atau campuran keduanya. Beras jenis ini kaya serat dan karbohidrat kompleks yang meningkatkan metabolisme dan membakar lemak tubuh.
Dilansir dari foxnews.com, Kamis (17/6), sebuah studi yang dilakukan oleh tim ahli fisiologi di University of Bath’s Centre for Nutrition, Exercise & Metabolism (CNEM), Inggris, menunjukkan jika diet tradisional lebih efektif. Hasil penelitian itu telah diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine pada 16 Juni 2021.
Penelitian dilakukan selama tiga minggu terhadap 36 orang dewasa. Mereka dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing menjalani diet intermiten (mengurangi kalori 50% saat diet dan makan 50% lebih banyak saat tidak diet), diet tradisional (mengurangi kalori 25%), dan menjalani diet intermiten namun dengan makan 100% lebih banyak di hari tidak diet.
Hasil penelitan menunjukkan jika kelompok yang menjalani diet tradisional secara rutin menunjukkan pengurangan lemak tubuh, sementara kelompok diet intermiten menunjukkan pengurangan massa otot.
"Diet intermiten bukanlah cara ajaib dan temuan percobaan kami menunjukkan bahwa tidak ada yang istimewa tentang diet itu jika dibandingkan dengan diet standar yang lebih tradisional yang mungkin diikuti orang," James Betts, seorang profesor yang menjabat Direktur CNEM. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved