Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
KEKAYAAN tradisi makanan Indonesia yang beragam mendorong komunitas gastronomi yang terdiri dari berbagai pakar dan pencinta gastronomi merumuskan direktori berbagai jenis bahan makanan yang ada di Indonesia.
Rumusan yang disusun oleh para pakar yang tergabung dalam Indonesian Gastronomy Community itu terwujud dalam bentuk Museum Gastronomi Indonesia (MGI) yang diresmikan Kamis (17/6). Museum tersebut ditujukan untuk mewadahi informasi tentang cerita sejarah, asal-usul, proses akulturasi budaya dari berbagai masakan yang dihidangkan, dan yang dikonsumsi sehari-hari.
Bekerja sama dengan PT Siji Solusi Digital, museum virtual itu dapat diakses melalui museumgastronomi.id. Dalam prosesnya, tim IGC menyusun hingga menjadi tujuh bab, dari semula total 26 bab.
"Ini berawal dari mimpi kami bersama yang ingin sekali mencoba melestarikan khazanah tradisi budaya gastronomi Indonesia. Kami merasa perlu agar semuanya itu terdata dan terarsipkan dengan baik. Sehingga sarana yang tepat itu adalah museum,” kata ketua umum IGC Ria Musiawan, dalam konferensi pers peluncuran Museum Virtual Gastronomi Indonesia, Kamis, (17/6).
Tim IGC memakan waktu hingga tiga bulan untuk merampungkan penyusunan museum. Namun dari semula direncanakan memiliki 26 bab, museum tersebut dirampungkan dengan memiliki 7 bab. Salah satu dewan pakar penyusun konten museum gastronomi Indonesia Hindah Muaris menjelaskan jika bab-bab lainnya bukan berarti dihilangkan.
“Ya betul, tidak dihilangkan. Tapi kemudian kami menyusunnya dengan pengelompokan yang disederhanakan dan dipersingkat. Semula misal bumbu dan rempah itu dipisah, tapi kemudian disatukan kelompoknya,” tambah salah satu dewan pakar tim penyusun Arief Djoko Budiono.
Ari Fadiati, salah satu anggota tim penyusun konten Museum Virtual Gastronomi Indonesia mengatakan kebanyakan orang Indonesia menyampaikannya secara turun temurun dari ibu ke anaknya. Dengan adanya ribuan suku bangsa di Tanah Air maka diperlukan pencatatan sebagai medium persebaran pengetahuan.
Meski sudah berhasil mendirikan museum virtual, para dewan pakar bertekad tidak akan berhenti untuk terus mengeksplorasi khazanah budaya gastronomi. Dengan begitu akan tercipta ekosistem pengetahuan gastronomi yang lebih komprehensif. Salah satu yang menjadi target mereka berikutnya adalah penyusunan gastropedia, yakni semacam direktori untuk kebutuhan studi. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved