Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Film tentang Penunggang Unta Australia Jadi Pembuka Festival Sinema Esok

Fathurrozak
17/6/2021 17:35
Film tentang Penunggang Unta Australia Jadi Pembuka Festival Sinema Esok
Film The Furnace mengisahkan penunggang unta di Australia.(Dok. The Furnace)

FESTIVAL Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali hadir tahun ini dengan format virtual yang berlangsung selama 18-27 Juni. The Furnace garapan sutradara Roderick MacKay menjadi film pembuka.

Film yang berlatar Australia Barat pada 1897 dan mengisahkan tentang para penunggang unta ‘Ghan’ di sana. Para penunggang unta ini merupakan komunitas muslim dan sikh dari India, Afghanistan, dan Persia yang melintasi gurun Australia. MacKay juga menyoroti hubungan komunitas Ghan dengan penduduk Aborigin.

Dalam film ini diceritakan seorang pemuda Ghan bekerja sama dengan pria misterius dalam pelarian mereka yang membawa dua batangan emas bertanda kerajaan Inggris. MacKay mengatakan, melalui debut featurenya ini ia ingin membawa cerita dari sejarah Australia yang terlupakan. 

Bahwa Australia juga punya kisah kelam dan kini seolah tenggelam. Dalam prosesnya, MacKay melakukan riset intensif yang dibantu oleh para perwakilan komunitas tersebut untuk turut menelusuri sejarah dan kisah tentang penunggang unta Ghan di Australia.

“Di sekolah, atau saat kuliah aku bahkan tidak belajar ini. Baru tahu ada kisah ini setelah kemudian melakukan riset dan bertemu dengan orang-orang dari komunitas Ghan dan lainnya, kata MacKay dalam wawancara virtual, Kamis, (17/6).

Sebagai benua dan negara besar, menurut MacKay, Australia perlu belajar dan menelusuri sejarah masa lalunya. “Tidak banyak orang Australia yang tahu tentang kisah ini,” kata MacKay.

“Kisah ini tentu bukan sekadar penggembala unta, tapi juga menyoroti peran mereka yang turut membentuk kehidupan Australia hingga saat ini,” sambungnya. MacKay yang notabene orang kulit putih, tentu tidak ingin filmnya sekadar mengangkat ‘eksotisme’ kultural. 

Maka ia mengajak banyak pihak yang paham dan menjadi bagian dari komunitas yang diangkatnya untuk duduk bersama dalam melakukan riset, dan mengintervensi naskahnya. “Dalam proses pengembangannya, termasuk saat riset, kami melibatkan representasi dari beberapa komunitas yang ada di film ini. Merekalah yang menyampaikan apa yang menjadi cerita mereka, dari yang mereka lihat, supaya film ini akurat dan bisa dipertanggung jawabkan secara film. Kami melibatkan mereka sebagai konsultan untuk memandu mana saja yang sesuai dan tepat,” kata MacKay. The Furnace dan film-film Australia lain di FSAI dapat diakses secara gratis melalui situs www.fsai2021.com. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya