Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Komang Gede Sentana Putra: Tidak Terhalang Keterbatasan Alat

*/M-1
06/6/2021 06:15
Komang Gede Sentana Putra: Tidak Terhalang Keterbatasan Alat
Komang Gede Sentana Putra(MI/SUMARYANTO bRONTO)

BERMULA dari seorang montir dan pelukis pinstripe di sebuah bengkel Harley-Davidson, Komang Gede Sentana Putra atau akrab disapa Kedux kepincut dunia modifikasi motor. Belajar secara autodidak kemudian dilakoninya hingga kemudian memberanikan diri membuat sebuah motor kustom.

Sukses dari situ, Kedux pun nekat mendirikan usaha motor kustom yang diberi nama Kedux Garage. Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy episode Kreasi di Atas Roda Dua yang tayang Minggu (6/6), Kedux masih ingat bahwa modal awal pendirian usaha di 2007 itu hanyalah uang Rp600 ribu hasil dari mengecat helm pelanggan.

Tangan dinginnya terbukti sukses. Bukan saja dikenal di dalam negeri, ia juga menjuarai ajang motor kustom. Salah satunya dinobatkan sebagai yang terbaik di KustomFest 2017 di Yogyakarta. Kemenangan itu membawanya sebagai perwakilan Indonesia di acara 26th Yokohama Hot Rod Custom Show di Pacifi co, Yokohama, Jepang.

Kedux juga telah menampilkan motornya di pameran di Amerika Serikat dan sukses mendapat banyak pujian. Ia menyebut teman-temannya di Amerika merasa kagum karena di negara berkembang mampu dibangun kustom motor yang kualitasnya sama dengan yang dibikin di negara maju meski dengan alat dan teknologi yang terbatas.

“Kalau mereka melihat orang lokal, biasa saja. Tapi kalau melihat orang jauh, mungkin dia sedikit tidak percaya karena teknologi dan alat-alat pendukungnya belum banyak di Indonesia,” kata pria kelahiran Denpasar, 17 Desember 1986, itu.

Kedux menjelaskan bahwa ratarata motor yang dimodifikasinya berbasis Harley-Davidson. Brand itu ia pilih karena merupakan motor besar paling populer di dunia. Jadi, ketika di dalam negeri tengah lesu, ia masih dapat bermain di pasar internasional.

Lebih lanjut, dia mengatakan hal yang paling dibanggakan saat mendalami modifi kasi motor ialah ketika sukses menyatukan konsepnya dengan konsep pelanggan sehingga menghasilkan motor masterpiece. Untuk menghasilkan karya yang sempurna pula ia membatasi pekerjaan. Dalam setahun, ia hanya Tidak Terhalang Keterbatasan Alat mengambil maksimal tiga pesanan motor.

Proses pembuatan motor kustom memang diakuinya lama karena ia membutuhkan setidaknya waktu enam bulan untuk mendesain dan membangun kerangka dari nol. “Tapi betul-betul membangun dari nol bikin kerangkanya, desainnya enam sampai satu tahun, tapi saya ambil dua atau tiga sekalian. Jadi memang memakan waktu. Jika ada yang memesan untuk saat ini, harus antre dulu sekitar dua tahun, baru bisa saya kasih RAB dan lainnya,” lanjutnya.

Kedux berharap kesuksesannya dapat mendorong generasi muda untuk tidak takut mencoba sesuatu yang baru dalam mengembangkan potensi diri sendiri. “Saya optimistis kreasi anak-anak bangsa sangat mampu bersaing dengan bangsabangsa lain. Saya lihat anak-anak Indonesia ini karena keterbatasan alat mereka jadi berpikir lebih kreatif. Jadi, dengan alat yang biasa saja mereka bisa hasilkan, apalagi kalau ada alat yang canggih,” pungkasnya. (*/M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya