Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
JALAN kaki telah lama dianggap sebagai salah satu "obat terbaik". Sebelumnya, 10.000 langkah per hari dikaitkan dengan hidup lebih lama. Namun, sebuah penelitian selama satu dekade yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa berjalan kaki setidaknya 4.500 langkah per hari menjadi "angka terbaik" untuk mengurangi semua penyebab kematian.
Jumat (21/5), Christopher Moore, Ph.D. Mahasiswa epidemiologi di University of North Carolina di Chapel Hill, mempresentasikan temuan terbaru dari "The Women's Health Study" (WHS) secara virtual di Konferensi Epidemiologi, Pencegahan, Gaya Hidup, dan Kesehatan Kardiometabolik, American Heart Association 2021.
Dilansir dari psychologytoday.com, Selasa (25/5), studi WHS terhadap 16.732 wanita dimulai pada tahun 1993 dan dipimpin bersama oleh peneliti utama I-Min Lee bersama dengan rekan-rekannya di Rumah Sakit Wanita dan Brigham Harvard dan universitas lain, seperti UNC di Chapel Hill, Amerika Serikat.
Peserta penelitian WHS berusia di atas 60 tahun dan terutama wanita kulit putih non-Hispanik. Tim peneliti kemudian mengkaji, data hubungan antara akumulasi langkah sporadis dan semua penyebab kematian dikumpulkan dari 2011-2015, dengan tindak lanjut yang melacak kematian dari penyebab apa pun hingga 31 Desember 2019.
Selama satu dekade, tim peneliti yang dipimpin oleh penulis senior I-Min Lee dari Harvard Medical School menemukan bahwa mengambil lebih banyak langkah per hari, baik sekaligus selama jalan kaki khusus (lebih dari 10 menit) atau dalam percepatan yang lebih singkat (kurang dari dari 10 menit) dikaitkan dengan hidup lebih lama.
"Penghitungan langkah harian berbanding terbalik dengan kematian terlepas dari bagaimana mereka terakumulasi," kesimpulan dari I-Min Lee.
Temuan ini menguatkan analisis sebelumnya tahun 2019 dari The Women's Health Study, yang menemukan bahwa mereka yang mengambil 4.400 langkah per hari memiliki risiko kematian yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang hanya mengambil 2.700 langkah per hari.
"10.000 langkah sehari kedengarannya menakutkan. Tetapi kami menemukan, bahkan peningkatan kecil dalam langkah yang diambil terkait dengan kematian yang jauh lebih rendah pada wanita yang lebih tua," papar I-Min Lee, seorang ahli epidemiologi di Divisi Pengobatan Pencegahan di Brigham dan Rumah Sakit Wanita, 2019.
"Kami berharap temuan ini memberikan dorongan bagi individu yang 10.000 langkah sehari tampaknya tidak mungkin tercapai," tutupnya. (M-1)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved