Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SELAMA kurang lebih 13 tahun, Asri, seorang guru mengabdikan hidupnya untuk dunia pendidikan di tanah kelahirannya di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Selama itu pula ia telah mendirikan setidaknya lima sekolah gratis di beberapa desa terpencil di pulau tersebut.
“Saya tidak punya cita-cita menjadi guru. Tetapi, nurani saya terpanggil mendirikan lembaga pendidikan karena banyak anak-anak yang tidak sekolah, tidak punya akses informasi, komunikasi, bahkan transportasi,” papar lelaki kelahiran Sukamulia, 1985, silam ini saat menjadi bintang tamu dalam acara Kick Andy Show, episode Asa di Tapal Batas, yang tayang Minggu (23/5).
Asri menceritakan, berdasarkan pengamatannya, setidaknya hingga 2007 beberapa dusun di kawasan Lombok Utara terutama yang berada di perbukitan Gunung Rinjani masih masuk kategori daerah 3T yakni terluar, terdepan, dan tertinggal. Topografi kawasan Gunung Rinjani menjadi tantangan terbesar bagi akses ke dusun-dusun. Kondisi inilah yang menurutnya sebagai penyebab angka putus sekolah di kawasan tersebut tinggi.
Asri yang sehari-hari hanya bekerja sebagai guru honorer di sebuah sekolah swasta tergerak untuk berbuat lebih jauh. Ia memiliki cita-cita mendirikan sekolah di dusun-dusun terpencil tersebut.
Niat baiknya disambut teman-teman sejawatnya yang juga memiliki keresahan yang sama. Mereka juga mendapat dukungan pemerintahan desa setempat. "Setelah 6 bulan penelitian tentang sejarah budaya di tahun 2007, masyarakat berkeluh kesah tentang anak-anak mereka yang kesulitan mendapatkan pendidikan, karena jarak tempat tinggal mereka dengan sekolah jauh, akses transportasi jadi tidak lancar. Saya pun terpanggil untuk bantu anak-anak di sana,” jelas Asri.
Pada Juli 2007 pula, Asri berinisiatif menggalang dana guna membangun gedung sekolah di Dusun Lenggorong, Desa Sambik Elen. Ia ingin mendirikan madrasah tsanawiyah (MTs) di dusun itu lantaran warga menginginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terintegrasi dengan pelajaran agama.
Berkat segala daya, Asri mendirikan MTs yang diberi nama Maraqitta’limat. Setelah berjalan satu tahun MTs Maraqitta’limat ini sudah memiliki sebuah bangunan kelas permanen dan siswa yang belajar pun tidak dipungut biaya alias gratis.
“Siswa pertama ada 18 anak, kemudian di tahun kedua ada 12 anak, di tahun ketiga 18 anak. MTs ini akhirnya sudah bisa meluluskan siswanya pada 2010. Alumninya ada yang jadi dokter, guru, bahkan ada yang bantu di sekolah ini,” papar Asri.
Tak berhenti sampai di situ, pada 2010, Asri melanjutkan gerakannya dengan mendirikan SMK Pertanian Nahdlatul Wathan Kokok Putik di Desa Bilok Petung, Kecamatan Sembalun secara patungan. Asri mengaku bahwa warga begitu antusias saat sekolah ini dibuka, lantaran sekolah ini merupakan SMK pertama di Kecamatan Sembalun.
Asri mengungkapkan meski kesadaran warga soal pendidikan sudah tumbuh, praktik pernikahan anak masih tinggi. Banyak anak-anak usia sekolah di Lombok, khususnya siswa perempuan, terpaksa harus putus sekolah lantaran harus menikah.
Niat baik Asri ini juga tak selalu berujung baik, bahkan ia pernah disebut sebagai ”orang gila” karena nekat membangun sekolah gratis di desa-desa pelosok. Namun, dengan ketekunannya dan juga dukungan berbagai pihak, mimpi dunia pendidikan itu berhasil ia wujudkan.
Di sekolah-sekolah yang dirintis dan digagas Asri, biaya pendidikan digratiskan. Guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah itu bahkan rela tidak digaji karena memiliki niat untuk beramal membangun generasi bangsa.
”Guru-guru ikhlas mengajar, tanpa digaji, tanpa uang bensin. Prinsip kami itu beramal demi membangun generasi bangsa,” ujarnya. Asri dan sejumlah guru-guru relawan sering kali justru mengeluarkan uang untuk membiayai kegiatan belajar-mengajar dan operasionalisasi sekolah-sekolah rintisan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Asri yang juga dikenal sebagai seorang penulis dan pegiat budaya di Lombok itu sering menyumbangkan honor menulisnya. (Bus/ M-1)
Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Aries Fadhilah secara simbolis menyerahkan paket bantuan di tiga yayasan sekitar Kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (19/3)
Adapun paket seragam terdiri baju sekolah, baju pramuka, celana atau rok, sepatu, tas, dan peralatan keperluan sekolah lainnya dengan kisaran harga Rp1,2 juta per paket.
Rektor universitas berkontribusi nyata sebagai motor penggerak utama prestasi dan inovasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Saat ini jenazah yang ditemukan di kawasan Bacan Timur, Halmahera Selatan itu masih dalam proses identifikasi.
Diharapkan kerja sama Metro TV dan Alamtri terus terjalin sebagai bentuk kepedulian yang nyata untuk mengurangi angka putus sekolah
METRO TV kembali berkolaborasi dengan Adaro Group melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri atau YABN dengan melaksanakan program Satu Seragam Sejuta Harapan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved