Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DEMI disukai orang lain, tidak jarang kita selalu berusaha menjadi baik. Namun perilaku demikian tidak selamanya bagus karena sulitnya mengucapkan kata 'tidak', justru dapat membuat kita dimanfaatkan orang.
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2016 di jurnal Frontiers in Human Neuroscience juga menemukan jika orang yang kesulitan menolak keinginan orang lain, sesungguhnya memiliki konsep kebahagiaan yang salah. Mereka beranggapan jika kebahagiaan bersumber dari persetujuan orang lain.
Anggapan itu tentu saja salah karena pada akhirnya perilaku demikian justru bisa melahirkan kecemasan dan depresi. Saat mereka tidak bisa memenuhi keinginan orang lain, mereka akan merasa gagal dengan diri sendiri.
Di sisi lain, menyenangkan orang lain sesungguhnya bukan hal buruk, terlebih jika alasannya tepat. Menyenangkan orang lain akan membuat kita terhindar dari sifat egois dan memang baik untuk jiwa.
Untuk menghindarkan berbagai dampak buruk dari perilaku 'ingin serba baik', berikut lima langkah yang dilansir psychologytoday.com, Selasa (18/5).
1. Bedakan Kebutuhan Diri atau Orang Lain
Apakah kamu mengatakan ya karena itu membuat kamu merasa bahagia dan puas? Atau karena kamu hanya merasa bersalah? Ada batasan antara menjadi orang yang menyenangkan versus hanya bersikap baik dan murah hati.
Jika kamu memutuskan untuk mengatakan ya karena itu memperkuat nilai-nilai kamu atau memberi kamu kegembiraan, maka lakukanlah. Contohnya, anggaplah kamu diminta menjadi pelatih tim sepak bola anak kamu atau peran sosial lain di komunitas.
Jika mengatakan ya akan menggarisbawahi nilai kamu dalam berkontribusi pada komunitas dan membuat kamu merasa baik, meskipun itu sedikit membuat stres, maka lanjutkan saja. Tetapi jika mengatakan ya hanya memungkinkan kamu menghindari rasa bersalah, kamu mungkin melakukannya untuk alasan yang salah.
2. Jadikan Nilai dan Minat Diri Dalam Mengambil Keputusan
Studi pada 2013 oleh peneliti Sonja Lyubormirsky menyatakan bahwa untuk memaksimalkan kebahagiaan, pilihlah aktivitas yang terkait dengan nilai dan minat. Hal ini dapat mencakup melayani orang lain dalam kehidupan, organisasi, dan tujuan. Pastikan saja itu adalah campuran aktivitas yang ditentukan oleh apa yang kamu cintai.
3. Berlatihlah Mengatakan Tidak
Berlatihlah membela kebutuhan diri sedikit demi sedikit. Ini akan terasa salah pada awalnya, tetapi cobalah. Tetap tenang dan lanjutkan, dan pada akhirnya akan terasa seperti kebiasaan dengan sopan menyatakan apa yang tidak diinginkan. Ini disebut menetapkan batasan yang sehat.
Contohnya, mulailah menyatakan pendapat tentang aktivitas sehari-hari seperti ke mana harus pergi untuk makan siang atau menonton film apa. Kemudian, lanjutkan dengan pernyataan tidak setuju akan sebuah topik yang sedang diperbincangkan. Selanjutnya, cobalah mengatakan "tidak" untuk permintaan yang konyol tanpa berusaha keras untuk menjelaskan alasannya.
4. Pahami: Kamu Tidak Bisa Menyenangkan Semua Orang Sepanjang Waktu
Luangkan waktu beberapa menit untuk berkelana daring dan temukan perpecahan yang ekstrim dalam sudut pandang dunia. Dari situ biasanya anda dapat melihat pandangan, baik yang berempati dan peduli kepada semua orang atau yang mengkritik semua orang dan memberi tahu mereka apa yang dapat mereka lakukan untuk diri mereka sendiri. Ini akan memberikan pemahaman akan dua sisi yang berbeda.
5. Jangan meminta maaf secara berlebihan
Meminta maaf secara berlebihan membuat Anda merasa lebih baik, tetapi sebenarnya ini bisa jadi sedikit tidak jujur. Tetapi, tahukah kamu jika meminta maaf ketika kamu tidak melakukan kesalahan membuatnya seolah-olah kamu yang salah.
Berdasarkan hal-hal tersebut, jadilah orang yang mampu menghormati orang lain, bukan menyenangkan orang lain. Jangan pernah ragu untuk melakukan hal yang benar. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved