BARBIE bisa dibilang boneka paling terkenal di dunia. Para gadis cilik hingga banyak orang dewasa menyukainya karena tampilannya yang sangat gaya.
Meski telah ada di pasaran dunia sejak puluhan tahun, Barbie justru baru merasakan rekor penjualan tertinggi pada tahun 2020 lalu. Pandemi diduga menjadi pemicu meningkatnya penjualan boneka Barbie secara tajam.
Dilansir dari bbc.com, Rabu, (10/2), tahun 2020 perusahaan produsen Barbie, Mattel, mendapat hasil penjualan mencapai 1,35 miliar dolar AS (sekitar Rp18,8 triliun). Secara presentase, peningkatan penjualan ialah sebesar 16% dari rata-rata penjualan selama tiga tahun terakhir.
Pandemi dinilai memiliki dampak positif bagi industri mainan anak. Keharusan mengajak anak-anak betah di rumah membuat orang tua lebih banyak belanja ragam mainan.
Pakar bisnis UCLA Anderson School of Management, Ynon Kreiz, mengatakan beberapa perusahaan produsen mainan ternama seperti Barbie dan Hot Wheels memang mengalami pertumbuhan penjualan yang positif. Permintaan akan mainan anak di kala pandemi meningkat sama halnya dengan kebutuhan hiburan untuk orang tua, seperti gim daring dan Netflix.
"Benar insdustri ini mendapat keuntungan dari pandemi, bisa dibilang melampaui industri lain di kala pandemi ini," tutur Kreiz.
Secara keseluruhan, Mattel meraih peningkatan pendapatan sebesar 2% atau lebih dari Rp62 triliun. Peningkatan pendapatan itu dihasilkan dari penjualan seluruh produk mainan mereka.
Mattel juga mengumumkan jika mereka memiliki program untuk penghematan pengeluaran. Namun mereka tidak mau menyebutkan kemungkinan pengurangan tenaga kerja termasuk program tersebut.
Pesaing dekat Mattel, Hasbro yang memproduksi permainan Nerf dan Monopoly tidak meraih sukses serupa. Sebaliknya, penjualan tahun 2020 merosot sebesar 8% atau sekitar Rp75 triliun. (M-1)