Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Pandemi covid-19 membuat berbagai bidang terpaksa harus bisa menyesuaikan diri dan berinovasi. Termasuk salah satunya museum.
Sejak pandemi, museum memang menjadi salah satu yang paling terdampak. Banyak museum terpaksa tutup akibat pandemi.
Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, mengatakan berdasarkan data UNESCO, sejak Maret 2020 setidaknya 90% dari seluruh museum di dunia tutup. Sebanyak 10% di antaranya dikhawatirkan tak akan pernah kembali beroperasi.
"Banyak program terdampak, kita harus memikirkan pola pergerakan dan lanskap baru dari dunia permuseuman. Ini realita yang harus kita hadapi," ujar Aaron, dalam webinar bertema Connect and Revise: a Conversation, Sabtu, (23/1).
Aaron mengatakan diperlukan berbagai inovasi untuk bisa membuat museum tetap memiliki tempat di masyarakat selama pandemi belum berakhir.
Ada tiga hal yang menurutnya harus sangat diperhatikan. Pertama, aksesibilitas kegiatan selama pandemi, yakni dengan membuat kegiatan secara virtual. Kedua, terus melakukan pembaruan program dan kegiatan sehingga menarik minat masyarakat untuk ikut serta. Ketiga, manfaatkan media sosial dengan maksimal.
"Ini waktu yang harus kita gunakan untuk memikirkan perkembangan ke depan bagaimana," tuturnya.
Untuk museum MACAN, ia menjelaskan bahwa inovasi terus dijalankan. Salah satunya dengan mengadakan pertunjukan seni kontemporer secara virtual. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved