Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Long March-5 Meluncur ke Bulan

Desi Yasmini
29/11/2020 01:35
Long March-5 Meluncur ke Bulan
(AFP)

TIONGKOK berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa robotiknya ke bulan pada 24 November 2020. Tujuannya, yaitu mengambil sampel bebatuan dan membawanya kembali ke Bumi.

Pesawat ruang angkasa Chang'e 5 itu dibawa ke angkasa luar oleh roket Long March-5. Roket ini merupakan roket pengangkut terbesar di Tiongkok. Diluncurkan dari Pusat Peluncuran Angkasa Wenchang di Pulau Hainan, Tiongkok Selatan, pada 04.30 waktu Beijing, pesawat antariksa tak berawak itu dinamai Chang'e, diambil dari nama mitos dewi bulan di Tiongkok.
 
Adapun dua kendaraan yang diangkut pesawat dengan berat 8.200 kg tersebut ialah pendarat dan ascender, untuk dikirim ke permukaan bulan dalam waktu sekitar delapan hari dari saat peluncuran.

Saat Chang'e tiba di bulan, ia masuk ke orbit. Sebuah alat pendarat kemudian melepaskan diri dan melakukan pendaratan kuat. Setelah stabil, alat ini memeriksa keadaan sekelilingnya sebelum mengambil material di permukaan bulan. Pendarat ini juga mampu mengebor ke dalam tanah.
 
Dalam misi tersebut, alat pendarat dari pesawat itu akan mengumpulkan batu dan tanah dengan lengan robotiknya dan memindahkannya ke kendaraan ascender. Setelah itu, ascender akan lepas landas lagi ke modular yang mengorbit. Hingga kemudian sampel akan dipindahkan ke kapsul untuk dibawa kembali ke Bumi dalam kurun waktu sekitar 23 hari atau pada pertengahan Desember. Kapsul bergerak dengan kecepatan super dan tahan  panas untuk melewati atmosfer Bumi.

Target Chang'e 5 ialah mendarat di lokas iyang disebut Mons Rumker, yakni kompleks vulkanik di area yang dikenal dengan nama Oceanus Procellarum. Bebatuan di lokasi ini diperkirakan lebih muda bila dibandingkan dengan bebatuan yang diambil sebagai sampel oleh astronaut AS Apollo dan robotrobot Soviet Luna, mungkin berusia sekitar 1,3 miliar tahun, bila dibandingkan dengan batu-batuan berumur 3-4 miliar tahun yang diambil misi-misi sebelumnya.
 
Sampel tersebut diharapkan akan membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul dan pembentukan bulan.


Misi ambisius Tiongkok

Jika Chang'e berhasil menyelesaikan tugasnya, ini akan menjadikan Tiongkok sebagai negara ketiga di dunia yang mengambil sampel bebatuan bulan, setelah AS dan bekas Uni Soviet. Chang'e akan mencoba mengumpulkan 2 kilogram sampel di area yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

Sampel baru yang nantinya dibawa Chang'e 5 juga akan membantu memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah vulkanis di bulan, ujar peneliti Dr Katie Joy dari Universitas Manchester.
 
Misi ke bulan ini merupakan program angkasa luar paling ambisius di Tiongkok hingga saat ini.
 
Sampel terakhir dari bulan diambil pada misi Luna-24 Uni Soviet pada Agustus 1976. Pada 2019, misi Chang'e 4 berhasil mendarat
perdana di sisi gelap bulan, ini sesuatu yang tidak pernah dilakukan negara-negara penjelajah ruang angkasa lainnya. Pada Juli 2020, Tiongkok juga meluncurkan misi independen pertamanya ke Mars.

Target Tiongkok selanjutnya ialah membangun stasiun angkasa luar pada 2022 dan mengirim tim peneliti ke Jupiter pada 2029. (NASA/Space/AFP/*/L-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya