Drone Canggih MQ-9 Reaper Buatan AS

Desi Yasmin
18/10/2020 05:50
Drone Canggih MQ-9 Reaper Buatan AS
( (AFP/military.com/*/L-3))

BARU-BARU ini Amerika Serikat berencana menjual sejumlah senjata dan peralatan berteknologi tinggi, di antaranya drone/pesawat nirawak MQ-9 ke Taiwan.

Pesawat nirawak ini pula yang menewaskan pemimpin militer Iran Jenderal Qasem Soleimani dalam serangan militer Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, (3/1).

Saat kita membayangkan drone, pasti yang terlintas ialah sebuah drone mini berbaling-baling dengan kamera yang bisa digunakan untuk pengambilan gambar.

Namun, MQ-9 ini bukanlah drone seperti yang Anda bayangkan itu. MQ-9 Reaper ini merupakan pesawat tanpa awak berbentuk menyerupai pesawat tempur. Drone ini memiliki teknologi
menarik dalam mengendalikan pesawat tanpa awak dan dapat menyerang musuh tanpa kehadiran musuh.

MQ-9 Reaper merupakan drone buatan General Atomics Aeronautical Systems, perusahaan AS yang khusus memproduksi pesawat tanpa awak dan radar militer.

Dikendalikan dari darat


Pesawat dapat terbang secara autonomous, dengan dikendalikan dua pilot secara remote dari markas US Central Command yang berlokasi di Qatar. Rute penerbangan diatur terlebih dahulu, lalu dimonitor dari stasiun di darat atau Ground Control Station.

Untuk menyerang musuh, senjata dikendalikan dari remote pilot yang duduk di stasiun.

Operator bertugas mencari dan mengobservasi daerah musuh menggunakan peralatan sensor termasuk kamera sensor panas. Pada jarak 3,2 kilometer, kamera dapat melihat objek, misalnya sebuah kendaraan sampai ke pelat nomor kendaraan.

Perintah pilot kepada pesawat dilakukan melalui sistem satelit. Hanya membutuhkan waktu 1,2 detik untuk mengendalikan pesawat tersebut.

Perintah untuk menyerang hanya mengalami delay atau keterlambatan 1,2 detik.

MQ-9 Reaper mampu terbang lebih dari 40 jam sejauh 1.200 mil. Untuk misi pengintaian, drone yang dikembangkan sejak 2001 ini dapat terbang senyap hingga ketinggian 50 ribu 20.1 m 11 m
3.8 m kaki selama 42 jam.

Jika diterbangkan dengan senjata penuh, drone hanya dapat beroperasi sekitar 14 jam. MQ-9 Reaper memang didesain agar memiliki ketahanan yang tinggi dan mampu terbang di ketinggian maksimal.

Tidak hanya untuk menyelesaikan misi intelijen, MQ-9 Reaper juga mampu melakukan misi kombatan dan menyasar target-target sulit. Drone canggih ini mampu berputar-putar secara signifikan sebelum melakukan pendaratan, memiliki rangkaian komunikasi multi-mode, dan persenjataan yang presisi.

Dikutip dari Military.com, drone tersebut memiliki kemampuan unik saat melakukan serangan, koordinasi, dan pengintaian. Kecepatan jelajahnya sekitar 230 mil per jam.

Sistem baseline MQ-9 mengusung sistem penargetan multi-spektral dengan rangkaian sensor yang kuat untuk penargetan.

Dengan memanfaatkan sambungan komunikasi satelit, MQ-9 Reaper dapat memperoleh dan meneruskan data citra waktu yang akurat kepada penggunanya.

Drone ini dapat membawa 4 misil Hellfire berdaya ledak cukup dahsyat dan mampu menghancurkan tank.

Selain itu, drone ini juga mampu mengawasi batas wilayah di pantai, melacak senjata, hingga bantuan untuk bencana.

Meski berukuran besar, pesawat ini dapat dibongkar dan diangkut ke dalam pesawat Hercules C-130 atau pesawat berukuran besar lainnya.

Dengan menggunakan MQ-9 Reaper dapat meminimalkan jumlah personel yang dikerahkan ke lokasi dan menyederhanakan sistem komando dan kontrol.

Drone mematikan ini mulai dioperasikan sebagai senjata oleh AS pada 2007. Pada September 2015, Angkatan Udara AS memiliki 93 drone MQ-9 Reaper di gudang senjatanya.

Angkatan militer yang menggunakan drone ini ialah Spanyol, Australia, Jerman, Prancis, India, Belanda, dan Inggris. General Atomics Aeronautical Systems membanderol drone tersebut seharga US$64,2 juta atau sekitar Rp898,9 miliar. (AFP/military.com/*/L-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya