Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SEPANJANG perjalanannya sebagai pengusaha batik, Komarudin Kudiya merasa bahwa banyak anak muda yang sebenarnya mencintai batik. Namun, mereka belum banyak mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam setiap motif batik.
Sebab itu, pemilik label Batik Komar ini senang berbagi cerita soal makna atau kisah yang ada di balik setiap motif batik kepada anak muda. “Saya merasa bahwa kita butuh pengusaha atau perajin batik yang tidak hanya bisa membuat dan menjual, tetapi juga bisa menceritakan makna dari setiap motif dan proses pembuatan batik itu sendiri,” ujar Komarudin, kepada Media Indonesia, Senin (28/9).
Penulis buku Kreativitas Batik dalam Desain tersebut mengatakan tak jarang ada pasangan muda yang meminta masukan atau pendapat darinya dalam memilih batik. Khususnya mereka yang akan melangsungkan pernikahan.
“Sering ada yang datang ke tempat saya Batik Komar di Bandung. Mereka tanya kalau mereka berasal dari Jawa dan Sunda misalnya, baiknya pakai batik motif apa. Saya akan beri masukan dan jelaskan makna batik yang saya rekomendasikan itu,” ujar pria yang juga Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia ini.
Di tempat usahanya, ia juga kerap mempersilakan anakanak muda untuk belajar membatik. Bahkan, tidak jarang yang menjadikan latar pembuatan batik sebagai lokasi pengembilan foto untuk pernikahan.
“Saya persilakan mereka untuk ambil foto pra-wedding di sana, sambil saya jelaskan motif-motif yang mungkin sesuai dengan keinginan dan latar belakang mereka,” ujar pria yang menempuh program doktoral di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Komar, sebagaimana ia biasa disapa, juga mengatakan profesinya sebagai dosen membuat kegiatan berbagai cerita soal batik menjadi lebih mudah. Ia telah terbiasa berkomunikasi dan mengedukasi kalangan muda mengenai batik.
Hal itu juga yang membuatnya selalu senang melakukan profesinya yang lain selain menjadi pengusaha batik, yakni menjadi seorang dosen di ITB. Menjadi dosen membuatnya memiliki lebih banyak ruang untuk menyuarakan dan mengedukasi generasi muda soal upaya-upaya pelestarian batik.
Ia sadar bahwa generasi muda ialah tumpuan kelestarian batik sebagai warisan budaya asli Indonesia. Ia berharap akan semakin banyak pihak yang mau bekerja keras menyuarakan hal yang sama pada masyarakat luas. Dengan begitu, geliat usaha batik bisa semakin semarak.
(Pro/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved