Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Turun Langsung Pantau Penerapan Protokol Kesehatan

MI
20/9/2020 00:10
Turun Langsung Pantau Penerapan Protokol Kesehatan
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Prof Azril Azahari(Dok. Pribadi)

SEUSAI pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap pertama di DKI Jakarta, Juni lalu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Prof Azril Azahari memutuskan pergi keluar kota menggunakan pesawat terbang. 

Hal itu dilakukan karena rasa penasaran akan penerapan protokol kesehatan di destinasi dan penunjang pariwisata lainnya ketika pandemi.

“Saya penasaran ingin melihat langsung bagaimana penerapannya. Saya naik pesawat ke Yogyakarta,” ujar lelaki yang juga mantan Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Sahid, itu.

Azril mengatakan di lapangan ia menemukan bahwa tak semua pihak patuh akan protokol kesehatan. Hal itu menurutnya sangat memprihatinkan dan bisa berdampak buruk di kemudian hari. Hal itu terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah penderita covid19. 

“Misalnya di pesawat, masih banyak yang akhirnya membuka masker dan tidak mendapatkan peringatan dari petugas,” ujar pria yang menempuh studi master di Amerika Serikat dan PhD di Filipina itu.

Sebagai akademisi yang juga berbisnis di bidang wisata, Azril tentu ingin pandemi ini bisa segera berakhir. Dengan begitu, geliat wisata bisa segera pulih dan berjalan normal.  “Saya berbisnis wisata sejak lama. Salah satunya mendirikan glamping di wilayah kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat,” ujar Azril yang pada 23 September ini genap berusia 74 tahun.

Salah satu inisiator pendidikan tinggi pariwisata di Indonesia ini juga mengatakan, dalam waktu dekat ia juga berencana membangun glamping di lokasi lain. Konsep wisata yang dekat ke alam dan menghadirkan ketenangan bagi pengunjung dianggapnya paling relevan untuk terus dikembangkan.

“Jadi, kita dalam membuat destinasi wisata juga harus mempertimbangkan itu, jangan sampai merusak alam karena mengejar kuantitas pengunjunag saja,” tambahnya.

Ia berharap, ke depan, paradigma industri wisata di Indonesia juga bisa semakin bergeser menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan begitu, keberlangsungan kehidupan di sekitar wisata dapat sepenuhnya terjaga, baik eksosistem sekitar lokasi wisata maupun kehidupan warga lokal. (Pro/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya