Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Peneliti: Paparan Rendah Virus lewat Masker Dapat Bentuk Imunitas

Bagus Pradana
14/9/2020 19:50
Peneliti: Paparan Rendah Virus lewat Masker Dapat Bentuk Imunitas
Masih masuknya partikel rendah virus melalui masker diyakini justru mampu membentuk imunitas.(Unsplash)

STUDI teranyar dari para peneliti di University of California, Amerika Serikat (AS) mengklaim sebuah kemungkinan  terciptanya 'vaksin' covid-19 secara alami dari kebiasaan kita penggunaan masker. Meski temuan tersebut masih berupa teori yang belum terbukti, para peneliti tak memungkiri jika pemakaian masker dan penutup wajah lainnya berkemungkinan memicu 'variolasi' secara alami. 

Dalam dunia kesehatan teori variolasi ini cukup kontroversial. Variolasi merupakan teknik untuk menghasilkan respon imun dengan cara sengaja menginfeksi seseorang dengan memberikan pantogen dosis rendah.

Para ahli mengungkapkan bahwa masker, terutama masker bedah maupun masker sesungguhnya memang tidak sempurna menahan virus. Beberapa partikel virus masih mungkin masuk ke dalam tubuh pemakainya. Namun menurut mereka risiko paparan yang rendah itu justru merupakan cara terbaik untuk melatih tubuh mengenali dan melawan virus. Akhirnya, paparan rendah itu secara efektif dapat mengimunisasi tubuh mereka.

Teori tersebut sebagian cukup menjelaskan mengapa lebih sedikit orang yang jatuh sakit atau mengalami fase kritis akibat virus korona saat mereka terbiasa menggunakan masker.  "Anda dapat terpapar virus ini tanpa menunjukkan gejala. Jadi jika Anda dapat meningkatkan tingkat infeksi asimptomatik tubuh anda dengan masker, mungkin itu menjadi cara terbaik untuk mempertahankan populasi manusia," papar Dr Monica Gandhi, seorang dokter penyakit menular dari dari University of California dalam satu pernyataan seperti dikutip dailymail.com (9/9).

Temuan tersebut juga dikonfirmasi oleh beberapa pakar dari Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) di Inggris. Para pakar mengungkapkan jika teori tersebut dapat menjelaskan mengapa begitu banyak petugas kesehatan yang menjadi korban akibat penyakit tersebut, terutama yang melakukan kontak langsung dengan pasien yang sakit parah. Artinya, seseorang yang terinfeksi secara tidak langsung dengan menyentuh pegangan pintu dapat mengalami gejala yang lebih ringan daripada seseorang yang menghirup batuk orang yang terinfeksi.

Teori tersebut juga dipandang cukup relevan untuk menjelaskan mengapa angka kematian di unit perawatan intensif (bangsal ICU) di seluruh dunia relatif menurun sepertiga sejak Maret 2020. Serta tingkat kelangsungan hidup sebagian besar dokter dan nakes yang menangani covid menunjukan tren meningkat setiap bulannya, seperti ditunjukan dalam hasil riset University of Bristol, Inggris baru-baru ini.

Namun para ilmuwan juga menekankan agar masyarakat tidak secara sengaja membiarkan dirinya agar terjangkit covid-19 untuk membangun kekebalan tubuhnya. "Ini sama sekali bukan rekomendasi," tekan para peneliti dalam editorial di Journal of Medicine, New England Journal. Para peneliti tetap menyatakan bahwa cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari covid-19 adalah dengan tetap menjaga jarak secara sosial dari orang lain dan menghindari ruang dalam ruangan yang sempit dengan sedikit ventilasi. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya