Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
BEBERAPA saat lalu, pub-lik ramai membicarakan penemuan mutasi virus korona atau SARS-CoV-2 di Indonesia, yakni D614G dan Q677H. Mendengar nama virus korona saja sudah bikin merinding, apa-lagi ketika virus itu bermutasi dan diduga mampu menginfeksi lebih cepat.
Belakangan, muncul juga mutasi selain dua di atas, yakni P323L.Mutasi yang disebut terakhir mungkin jarang terdengar, tetapi ternyata mutan itu kerap hadir bersamaan dengan D614G. Ada ba-nyak yang masih jadi misteri dalam mutasi virus penyebab pandemi terbesar abad ini. Bagaimana pula publik harusnya menyikapi mutasi tersebut?
Berikut cuplikan wawan-cara dengan Wien Kusharyoto, pene-liti di Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo-nesia (LIPI) via sambungan seluler, Selasa (8/9).
Terkait dengan penemuan mu-tasi virus korona di Indonesia, yakni D614G dan Q677H, bagai-mana penjelasannya?
D614G itu di Indonesia sudah ada sejak awal April, kira-kira. Mutasinya memang ada D614G dan Q677H. Yang lebih perlu men-dapatkan perhatian untuk saat ini D614G karena sudah mendominasi, 79,4%, beberapa hari lalu masih 77,5%. Sudah naik lagi dominasinya. Mutasinya sudah ditemukan di 107 negara kalau tidak salah. Jadi, me-mang sudah menyebar ke seluruh dunia.
Kabarnya hasil mutasi virus itu punya daya infeksi lebih cepat? Apa benar?
Memang kemampuan infeksinya tinggi, tapi sejauh ini baru dibuk-tikan di laboratorium. Lalu juga ada data lain yang menunjukkan varian D614G ini ketika mengin-feksi seseorang itu kandungan vi-rusnya lebih tinggi. Itu bisa dilihat dari ct (cycle threshold) value dari qPCR ( quantitative polymerase chain reaction).Itu menjadi hal menarik untuk diamati. Ternyata memang ada kecenderungan mereka yang mem-bawa varian mutan tersebut, kan-dungan virus dalam tubuhnya lebih tinggi, seperti ditunjukkan dengan nilai ct yang lebih rendah, sekitar 25.
Bagaimana mutasi terjadi? Apa faktor penyebabnya?
Proses mutasi itu alami, yang terjadi ketika virus bereplikasi, ka-rena virus ini bereplikasi di dalam tubuh manusia. Di dalam proses replikasi itu ada proses penyalinan RNA (ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid). Lalu juga ada penyalinan balik dari DNA ke RNA. Mudahnya kira-kira dikemukakan seperti itu. Kedua proses itu memungkinkan terjadi-nya mutasi. Jadi, ini pada dasarnya ialah proses alami
.Bagaimana daya mutasinya?
Pada beberapa virus, mutasinya bisa sangat tinggi, misalnya, pada virus influenza. Untungnya pada virus SARS-CoV-2 mutasinya tidak tinggi. Artinya, masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan mutasi pada, misalnya, virus infl u-enza dan virus HIV. Virus HIV pe-nyebab AIDS pada dasarnya sama, genomnya berupa RNA. Frekuensi mutasinya lebih tinggi ketimbang virus SARS-CoV-2.Namun, kalau virusnya beru-pa DNA, seperti hepatitis B, itu mutasinya tergolong rendah. Jadi, ke-mungkinan untuk mutasi lebih ren-dah, sedangkan untuk virus RNA itu biasanya lebih tinggi. Karakteristik itu berbasis pada genom yang dimi-liki virus tersebut
Saat ini berapa banyak mutasi virus yang diketahui di dunia?
Saya tidak sempat melihat se-mua, tapi saya bisa sebutkan yang penting. Itu D614G sudah menca-kup 79,4% dari seluruh genom.Ada satu mutasi lagi, yang bolehdikatakan mengiringi, yaitu mutasiP323L. Itu terjadi pada protein RdRP( RNA-dependent RNA polymerase).Sudah ditemukan pada sekitar79,2%. Jadi, mirip.Pada dasarnya, mirip dengan yangterjadi di Indonesia ketika ada mu-tasi D614G juga ditemukan P323L.Jadi, kelihatannya dua mutasi inihampir selalu beriringan. Kalaumutasi yang lain, sejauh ini belumdipelajari secara detail dampaknyaseperti apa.
Berapa mutasi SARS-CoV-2 yangtelah ditemukan di Indonesia? Bagaimana mutasi itu terben-tuk?
Pada dasarnya sudah ada 9 virusdengan mutasi D614G. Namun,kadang-kadang bisa hingga 10 mu-tasi terjadi pada satu sampel virus.Mutasinya tidak terjadi serentak.Misalnya, virusnya beredar dariorang satu ke orang lain atau darisatu negara ke negara lain. Ke-tika virus ditemukan di Indonesia,misalnya, ternyata sudah membawa10 mutasi. Mutasi itu bisa diperolehketika virusnya berada di orang lain.Kemudian orang tersebut di negaralain. Tidak terjadi sekaligus
Mutasi yang di Indonesia, apaterkait dengan kondisi geografi satau gaya hidup si pembawavirus?
Tidak juga, mutasi pada dasarnyalebih bersifat kebetulan karena se-tiap proses yang berkaitan denganreplikasi, selalu ada mutasi. Jadi, ti-dak bisa diprogram hasilnya sepertiapa. By chance.
Seberapa bahayakah mutasitersebut?
Kalau yang D614G beriringanP323L itu kemungkinan terkait de-ngan kemudahan virusnya dalammenginfeksi sel. Sejauh ini yangbisa diamati hanya di level labora-torium, misalnya, D614G bersamaandengan P323L. Ditunjukkan bahwavirusnya itu lebih mudah mengin-feksi sel. Ada juga data kandunganvirusnya relatif lebih tinggi. Dua ituyang boleh dibilang mencolok darimutasi yang ada. Ada juga mutasi di daerah spike protein, tapi sejauh ini kita belum bisa mengorelasikan, menghubungkannya dengan karak-teristik virusnya.
Kalau mutasi Q677H?
Termasuk yang disebut awal Q677H. Itu juga belum menunjuk-kan karakteristik yang berbeda pada virusnya. Baru ditemukan di sekitar 19 negara, atau 105 sampel, 0,1%. Belum ada artinya itu.
Apakah diketahui riwayat pen-derita yang menjadi host virus mutasi itu? Apakah WNA atau ada riwayat kontak erat dengan WNA atau bagaimana?
Karena mutasi virus D614G dise-but dari Eropa. Itu bisa berantai. Bisa saja dari Eropa berpindah ke negara Arab, misalnya, atau ke Aus-tralia atau ke Amerika dulu. Baru berpindah ke negara lain, Malaysia atau Singapura, kemudian baru masuk ke Indonesia. Kita tidak bisa menelusuri bagaimana mutasi terse-but bisa masuk ke Indonesia, kecuali kita punya sejarah perjalanan dari orang yang pada April terinfeksi mutan tersebut
Bisa dijelaskan 7 clade virus ko-rona dari GISAID? Manakah yang terdapat di Indonesia?
Kebanyakan itu berdasarkan pada mutasi yang ada. Misalnya, GH, GR, G. Penyebarannya juga bermacam-macam, juga tidak tera-tur. Misalnya, di Indonesia ada beberapa, (yakni) GH, GR.
Seberapa banyak mutasi yang mungkin muncul dari SARS-CoV-2?
Saya tidak bisa meramal berapa banyak mutasinya. Namun, yang jelas mutasinya saat ini baru level puluhan. Untuk sampai ribuan kan butuh kelipatan banyak, butuh waktu lama. Saya kira tidak sampai ribuan.
Bagaimanakah seharusnya pub-lik menyikapi mutasi virus itu?
Yang pertama, percaya dulu virus ini ada dan nyata. Lalu laksanakan protokol pencegahan 4 M, yakni mengenakan masker, mencuci ta-ngan, menjaga jarak, dan menghin-dari kerumunan, khususnya dalam ruangan. Itu yang saat ini paling manjur untuk mencegah penularan karena virusnya dapat ditularkan dengan aerosol. Bagaimanapun masyarakat harus mewaspadai kemungkinan D614G itu kemudian bisa lebih menular, meskipun saat ini masih dalam laboratorium.Kita juga belum tahu bagaimana respons orang pada infeksinya. Semakin virus itu menyebar, ke-mungkinan jumlah mutasinya akan bertambah. Kita tidak pernah tahu, mutasinya seperti apa? Akibatnya seperti apa? Salah satu tujuan menghindari penularan ialah men-cegah hal seperti itu (infeksi dan mutasi). Vaksin yang paling murah dan paling efektif saat ini ialah 4M. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved