Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Bermitra dengan Artis dan Youtuber

MI
09/8/2020 03:20
Bermitra dengan Artis dan Youtuber
Ketua Umum 1 IDI dr Mohammed Adib Khumaidi SpOT(MI/M. Irfan)

IKATAN Dokter Indonesia (IDI) akhir-akhir ini cukup keras menanggapi dan mengklarifikasi berbagai pernyataan yang menyimpang mengenai covid-19.

Bahkan, terkait dengan unggahan yang menyinggung IDI yang dilakukan I Gede Ari Astina atau dikenal sebagai Jerinx, drummer band Superman Is Dead, IDI Bali menempuh jalur hukum.

Mengenai hal tersebut, Ketua Umum 1 IDI dr Mohammed Adib Khumaidi SpOT mengungkapkan jika penyebaran pendapat yang dapat membuat masyarakat lengah akan bahaya covid-19 memang harus segera ditanggapi.

“Seorang publik figur bisa memengaruhi pengikutnya/penggemarnya. Akhirnya, masyarakat menjadi lengah dan menganggap tidak ada apa-apa. Maka kita cukup keras menyampaikan klarifikasi.

Pendapat-pendapat yang seperti itu akan bisa memengaruhi persepsi masyarakat terkait dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang sudah dibuat pemerintah.

Jadi, itu penting. Artinya kita bicara,” ujar pria yang sudah terpilih sebagai ketua IDI 2021-2024 ini, di Jakarta, Kamis (6/8). Sementara itu, pada kasus Jerinx, pelaporan dilakukan IDI Bali karena dinilai tindakan musikus itu sebagai pelecehan organisasi.

“Saya kita itu wajar dan kami memiliki hak juga sebagai bagian dari warga negara untuk melaporkan, kalau ada hal-hal yang kemudian dibahasakan di sebuah media sosial dengan kata-kata yang seperti itu,” tambahnya.

Di sisi lain, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi lulusan Universitas Indonesia ini mengungkapkan jika IDI sesungguhnya melihat pentingnya peran para figur publik sebagai mitra edukasi kepada masyarakat. 

Para figur publik itu mulai tokoh agama, selebritas, hingga Youtuber. Sebab itu, IDI sama sekali tidak anti, justru mendorong mereka untuk membantu menyampaikan pesan kesehatan.

Meski begitu, pria yang sedang menjalani program doktoral di Fakultas Kesehatan Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, itu menyarankan agar para selebritas tersebut berkomunikasi dengan pakar yang kompeten. 

Dengan begitu, informasi yang disampaikan ke masyarakat dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tidak justru menyesatkan.

“Bukan tidak mungkin nanti kita akan dorong para infl uencer, Youtuber, artis yang kemudian membantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Tetapi kami berharap tentunya mereka mencari pakar yang memang sesuai dengan kompetensinya, harus dicari dahulu
background pakarnya apa. Itu menjadi penting,” kata Adib. 

Lebih lanjut ia menjelaskan jika tidak menutup mata akan kritik dan keluhan yang disampaikan masyarakat. Salah satunya ialah kritik soal prosedur rapid test di awal pemeriksaan. 

“Ketika kemampuan testing harus ditingkatkan, salah satu upaya testing itu adalah skrining pada saat pasien di fasilitas kesehatan. Setiap pasien yang datang ke rumah sakit untuk dirawat, dia pasti dilakukan testing. Itu salah satu upaya agar rumah sakit juga aman, terutama rumah sakit yang tidak terfasilitasi dengan ada ruangan dengan tekanan negatif,” jelasnya.

Ia berharap adanya solusi yang diberikan pemerintah untuk biaya rapid test masyarakat sebab di sisi lain, prosedur pemeriksaan itu penting untuk mencegah potensi penularan covid-19. 

“Dengan kondisi seperti ini, seharusnya ada regulasi yang mengatakan pembiayaan rapid test. Kalau untuk ke layanan poli di rumah sakit, rapid test masih dengan biaya sendiri. Itu yang saya kira perlu ada upaya atau regulasi untuk masyarakat bisa mendapatkan rapid test secara gratis saat dia ke fasilitas kesehatan,” pungkasnya. (Try/M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya