Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bersiap Masuk Sekolah di Zona Hijau

Galih Agus Saputra
12/7/2020 01:50
Bersiap Masuk Sekolah di Zona Hijau
(MI/Seno)

SOBAT Medi, besok, teman-teman kita yang berada di zona hijau covid-19 rencananya akan kembali belajar dengan tatap muka di sekolah. Ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Suatu daerah dikatakan sebagai zona hijau bila sudah tidak ada kasus virus korona. Sebaliknya, daerah yang masih meng alami kasus covid-19, terbagi menjadi zona kuning, oranye, dan merah.

Lantas siapa saja teman kita berada di zona hijau? Beberapa di antaranya siswa yang bersekolah di SMP Negeri 1, Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dan siswa di MTS Ash-Shiddiq, Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara.

Teman-teman kita di dua sekolah tersebut sangat antusias menyambut datangnya tahun ajaran baru. Salah satu teman kita dari MTS Ash-Shiddiq, Siti Aulia Saleh, misalnya, bahkan mengaku sudah mempersiapkan mental jauh-jauh hari sebelum masuk sekolah dan tidak lupa menyiapkan materi ataupun alatalat belajar.

“Perlengkapan belajar yang akan saya bawa ke sekolah nanti adalah buku, pulpen, mistar, penghapus, dan mukena,” tutur teman kita yang sekarang kelas 9 itu dalam wawancara tertulis bersamaMedi, Rabu (8/7).

Hal serupa dituturkan teman kita dari SMP Negeri 1 Pulau Laut, Sudiarti Ningsih. Tak hanya mempersiapkan mental, materi, dan alat belajar, teman kita yang kelak ingin menjadi dokter itu juga bahkan sudah ‘melek’ soal alat pelindung diri (APD) lo sobat Medi! Ia cakap menjelaskan perbedaan fungsi masker dan face shield (perisai wajah), juga fungsi hand sanitizer.

Sesuai namanya, Ningsih menuturkan jika hand sanitizer merupakan cairan disinfektan yang berfungsi untuk membersihkan tangan. Disinfektan terutama sangat membantu jika kita tidak bisa segera mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Sementara itu, masker, digunakan untuk mencegah tersebarnya droplet (ludah) yang merupakan media penularan virus.

“Kalau face shield, katanya, adalah alat pelindung diri yang bentuknya berupa penutup wajah seperti perisai yang terbuat dari plastik transparan,” tambah Ningsih.

Sobat Medi, face shield memang semakin banyak digunakan orang dan dianggap lebih nyaman dari masker karena tidak membuat pengap. Meski begitu, berdasarkan berbagai penelitian, masker tetaplah lebih baik untuk mencegah penularan virus korona.

Jadi teman-teman jangan malas memakai masker bila ke luar rumah, ya, seperti yang dilakukan Ningsih. “Saya akan memakai masker selama perjalanan menuju sekolah karena jalan menuju sekolah saya sangat berdebu dan saya menggunakan masker untuk menghindari penyebaran penyakit,” tambahnya.

Oh ya, sobat Medi juga perlu mencontoh Siti Aulia yang selalu ingat untuk menjaga jarak dengan orang lain. “Saya selalu menjaga jarak dan juga untuk sementara tidak meminjamkan alat belajar ke teman karena kuman bisa berpindah ke tangan kita tanpa kita sadari,” tuturnya.


Kesiapan sekolah

Tidak hanya teman-teman yang bersemangat, tetapi juga pihak sekolah. Sesuai dengan peraturan Ke mendikbud, sekolah memang perlu menjalankan sejumlah protokol kesehatan agar dapat menggelar pembelajaran tatap muka.

Bapak Guru SMP Negeri 1 Pulau Laut, Noor Juni, mengatakan jika pihak sekolah dengan dibantu Palang Merah Indonesia Kabupaten Natuna telah melakukan penyemprotan disinfektan ke lingkungan sekolah. 

“Pihak sekolah juga sudah membuat alat cuci tangan yg digunakan selama proses PPDB kemarin dan akan ditambah jumlahnya. Untuk masker juga sedang tahap pembelanjaan oleh kawan di pulau besar,” tutur Bapak Guru yang mengajar PPKN itu.

Ia menambahkan bahwa seluruh proses belajar akan mengacu pada surat edaran Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna yang terbit pada Senin, (6/7). Dalam surat itu siswa harus menyertakan surat izin dari orangtua untuk mengikuti proses belajar tatap muka.

Dalam surat itu juga dijelaskan bahwa tiap mata pelajaran hanya berlangsung selama 35 menit dan dalam sehari dibatasi maksimal 4 jam mata pelajaran. Persiapan di sekolah juga diceritakan Ibu Guru MTS Ash-Shiddiq, Wa Ode Nurumi. Menurut Ibu Nurumi, pihak sekolah telah membenahi tata ruang, merehabilitasi beberapa ruangan, dan selalu mengutamakan kebersihan lingkungan sekolah sesuai protokol kesehatan.

MTS Ash-Shiddiq juga akan membetuk tim untuk memastikan ketercukupan sabun cuci tangan, air bersih, dan hand sanitizer di berbagai sudut untuk warga sekolah.

“Pihak sekolah sudah menentukan beberapa guru piket bersama beberapa siswa yang termasuk dalam anggota OSIS untuk selalu memperhatikan hal tersebut,” tutur guru bahasa Indonesia itu. Ibu Nurumi juga menjelaskan jika warga sekitar sekolah, yakni warga Desa Wandoke serius mencegah penularan covid-19. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya