Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Ancaman Pandemi Baru dari Perdagangan Tulang Singa

Abdillah Marzuqi
15/6/2020 18:15
Ancaman Pandemi Baru dari Perdagangan Tulang Singa
Di Afrika Selatan, singa ditangkarkan untuk diambil tulangnya.(Unsplash/ Florian Berger)

BUKU berjudul Unfair Game karya Lord Ashcroft mengungkap praktik 333 peternakan di Afrika Selatan. Di sana, singa dibiakkan, lalu disembelih untuk diambil tulangnya. Kemudian dijual.

Laku? Tentu saja. Tiongkok, adalah pasar terbesar komoditas menyedihkan ini. Selain diolah menjadi obat, tulang itu dimanfaatkan untuk campuran anggur dan perhiasan.

Bisnia berdarah ini bernilai sangat besar. Sebagai gambaran, dari belulang singa saja bisa menghasilkan lebih dari 3ribu poundsterling atau sekitar 53juta rupiah.

Buku itu memicu perdebatan ketika memajang gambar kerangka dengan warna merah muda. Ada pendapat yang menilai tulang itu diambil saat singa masih hidup, sebab masih ada darah yang tertinggal. Kerangka singa muda lebih menguntungkan.

Salah satu klaim paling serius terungkap. Singa yang dilahirkan dalam penangkaran dibesarkan dalam kondisi yang sedemikian menjijikkan, sehingga mereka dapat menyebarkan penyakit fatal seperti tuberkulosis dan botulisme.

Dokter hewan Peter Caldwell mengatakan botulisme atau infeksi yang menyerang sistem saraf, dapat menyebar ke manusia melalui tulang dan kulit yang terinfeksi. "Jika singa itu mati karena botulisme, orang-orang yang membiakkannya tidak akan menyia-nyiakan hewan itu dengan menguburnya atau membakarnya. Sebaliknya, mereka akan memasukkannya ke tulang singa dan perdagangan kulit," ujar dokter yang berpraktik di Pretoria, Afrika Selatan itu dilansir The Sun.

Pada giliran selanjutnya, botulisme akan menyebar ke konsumen tulang singa. Penyakit lain yang disebarkan oleh tulang singa termasuk brucellosis yakni infeksi yang menyebabkan radang sendi dan radang jantung. 

Dalam buku itu juga disebut ketika seorang miliarder membayar sebuah peternakan untuk membiarkan anjing pemburunya membunuh salah satu singa yang dikurung. Buku itu memperkirakan setidaknya ada 12ribu singa yang dibesarkan dalam penangkaran di Afrika Selatan. Berbanding terbalik dari singa di alam liar, hanya 3ribu. 

Sekira 1.000 singa penakaran harus meregang nyawa di tangan pemburu setiap tahunnya. Di Johannesburg, ada sebuah pasar yang menjual tulang dan kulit singa, bersama dengan binatang eksotis lain seperti trenggiling. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya