Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PENGORBIT matahari bernama Solar Orbiter atau SolO merupakan proyek yang diluncurkan pada Februari tahun ini oleh Eropa. Diproyeksikan untuk mengorbit matahari, hari ini SolO berhasil mengorbit pada jarak dekat untuk pertama kalinya, dengan jarak lebih dari 77 juta kilometer.
SolO adalah pesawat milik European Space Agency (Esa), organisasi antar pemerintah dari 22 negara anggota yang didedikasikan untuk eksplorasi ruang. SolO dirakit di Inggris oleh perusahaan aerospace Airbus. Terhitung, sudah berjalan selama empat bulan mengorbit sejak diluncurkan menjalani fase checkout. Para engineer telah menjalankan kontrol atas semua sistem satelit dan tengah mempersiapkan 10 instrumen ilmiahnya.
Pengoperasian rutin untuk rangkaian penuh percobaan di dalam pesawat masih satu tahun lagi, tetapi magnetometer (MAG) SolO sudah beroperasi dan akan tetap demikian. Berada di ujung yang panjang di bagian belakang pesawat ruang angkasa, MAG merasakan medan magnet yang tertanam di angin surya (solar wind), suatu aliran partikel bermuatan yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari, juga dikenal dengan korona.
"Kami menghidupkannya pada 24 Februari, kami sudah memiliki lebih dari 2 miliar vektor medan magnet di lapangan. Kami memiliki tim sains yang sibuk, termasuk sibuk untuk mengerjakan data," kata Prof Tim Horbury, penyelidik utama MAG di Imperial College London dikutip dari BBC News.
Pada tahun-tahun mendatang, SolO akan semakin dekat dalam mengorbit matahari, yaitu mendekati jarak 43 juta km dari Matahari. Bumi mengorbit 149 juta kilometer rata-rata dari Matahari. Saat ini, hanya ada lima misi lain yang telah menyelam lebih dalam ke Tata Surya bagian dalam, yaitu Mariner 10, Helios 1 & 2, Messenger, dan Parker Solar Probe.
Salah satu alasan mengapa instrumen tersebut dinyalakan sangat awal adalah agar dapat mulai mengkarakterisasi medan magnet pengganggu yang dihasilkan oleh elektronik di seluruh pesawat ruang angkasa. Sinyal ini kecil, tetapi perlu dikurangi dari pengukuran Matahari untuk menyempurnakan detail dalam data dengan benar.
American Parker Solar Probe, proyek milik Amerika Serikat saat ini juga tengah melakukan pengorbitan pada Matahari. Namun, proyek tersebut sudah mengorbit pada jarak yang lebih dekat, melewati 19 juta kilometer pada 7 Juni lalu.
"Kami sekarang hanyalah salah satu dari konstelasi pesawat ruang angkasa yang terbang mengorbit Matahari," kata Prof Horbury.
Rencana besar berikutnya untuk SolO adalah flyby (melintas jarak dekat) ke Venus, yang akan dilakukan untuk membantu mengelola spiralnya menuju bintang kita. Ini akan dilaksanakan pada akhir Desember dan akan melihat jalur satelit sekitar 500 ribu kilometer di atas permukaan planet. Fase ilmiah penuh dari misi ini akan dimulai pada 2021 ketika semua 10 instrumen SolO, termasuk si pembuat akan memulai pengamatan reguler.
"Saya sangat gugup ketika kami meluncurkannya. Saya kira semakin Anda tahu mengenai suatu proyek, semakin Anda tahu tentang hal-hal yang bisa saja salah. Tapi Solar Orbiter di luar sana bekerja dan itu akan menjadi kesuksesan yang fantastis,” kata Prof Horbury. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved