Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
DUA jurnal medis elit membatalkan publikasi studi tentang virus korona. Dua jurnal itu adalah The Lancet dan The New England Journal of Medicine (NEJM). Hal itu dilakukan terkait kevalidan data.
The Lancet mempublikasikan studi bertajuk Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis. Studi itu mengungkap obat antimalaria sebagai pengobatan covid-19. Saat dirilis, studi itu mendapat sambutan meriah, bahkan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Expression of concern: Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis," begitu yang tertampil pada laman website thelancet.com. Para peneliti yang terlibat yakni Mehra MR, Desai SS, Ruschitzka F, dan Patel AN.
Terkait dengan keabsahan, data dalam studi itu berasal dari perusahaan bernama Surgisphere yang berbasis di Chicago. Perusahaan itu menyediakan data pasien rumah sakit yang sudah diolah. Perusahaan itu dioperasikan oleh Sapan Desai yang juga menjadi salah satu peneliti dalam studi tersebut.
Tiga peneliti yang terlibat dalam studi itu memohon agar publikasi dihentikan. Pasalnya, perusahaan analisis data tidak mengizinkan pihak ketiga untuk uji validitas terhadap data mentah penelitian. Dalam pernyataan yang berisi permintaan pancabutan publikasi mereka mengungkap.
“Peninjau sejawat independen kami memberi tahu bahwa Surgisphere tidak akan mengirim data lengkap, kontrak klien, dan laporan audit ISO ke server mereka untuk dianalisis karena transfer data itu akan melanggar perjanjian dan rahasia klien. Berdasarkan perkembangan ini, kita tidak bisa lagi menjamin kebenaran sumber data primer," jelas Charles Piller dan Kelly Servick dalam sciencemag.org.
Sedangkan NEJM menarik laporan studi berjudul Cardiovascular Disease, Drug Therapy, and Mortality in Covid-19. Penelitian itu mengetengahkan kesimpulan bahwa obat tekanan darah tertentu, termasuk penghambat enzim pengonversi angiotensin (ACE), tampaknya tidak meningkatkan risiko kematian pasien covid-19.
Sama seperti kasus sebelumnya, data pada studi itu juga disediakan oleh Surgisphere. NEJM juga menerbitkan pernyataan singkat dari penulis makalah, yakni Mehra, Patel, dan Desai, serta SreyRam Kuy.
"Karena semua penulis tidak diberikan akses ke data mentah dan data mentah tidak dapat dibuat tersedia untuk auditor pihak ketiga, kami tidak dapat memvalidasi sumber data primer yang mendasari artikel kami," catat mereka sembari mengajukan permohonan maaf.
Meski demikian, beberapa pihak menilai aneh terkait pernyataan itu.
"Dengan masuknya Desai, catatan (pernyataan) tersebut membingungkan karena menunjukkan bahwa ia tidak memiliki akses ke data mentah yang dihasilkan oleh perusahaannya sendiri," tambah para peneliti. (M-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved