Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
Film dokumenter menyoal kopi, Legacy of Java, besutan Budi Kurniawan, mulai diputar perdana di Studio XXI Plaza Indonesia Jakarta, Rabu (4/3).
Proses produksi Legacy of Java diawali pada tahun 2015, ketika Budi Kurniawan dan produser Dian Wirawan melakukan riset awal untuk memetakan lokasi kebun kopi dan menyeleksi data di lapangan. Data kemudian diseleksi lalu dilanjutkan dengan pemilihan narasumber yang didasarkan pada kebutuhan cerita.
Untuk cerita kebun kopi, Budi dan Dian memilih narasumber petani. Hal itu bertujuan agar dapat memberikan dukungan kepada alur penceritaan. Selain itu, ada pula narasumber dari akademisi, seniman, dan
sejarawan.
"Untuk bagian cerita dari hilir kami memilih para pelaku industri kopi dan barista. Banyak kejutan yang terjadi dalam proses panjang kerja kreatif Legacy of Java. Proses panjang selama enam tahun kami lalui bersama dalam berbagai suasana lara dan tawa," ujar Budi saat jumpa pers di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (4/3)
Sebelumnya, Budi juga telah menelurkan film Aroma of Heaven yang juga bercerita tentang kopi. Sedangkan dalam film Legacy of Java, Budi akan membawa penonton menyusuri perjalanan kopi Jawa menghadapi persoalan ekologi hari ini.
"Karya Legacy of Java diracik dari sumber literatur sampai percakapan diskusi. Dari petani, seniman, sejarawan, ilmuwan, barista, pengusaha muda dan pelaku industri kopi. Gelombang ketiga kopi dunia (3 wave coffee) datang dengan gagasan keberlanjutan (sustainablity) dan dalam prosesnya memunculkan generasi baru industri kopi," imbuh Budi.
Proses pengambilan gambar dilakukan pada pertengahan Juni 2019 dengan 10 kru melintasi Pulau Jawa selama 11 hari.
"Kami memulai perjalanan dari timur, menuju kota Bondowoso, dilanjutkan ke kota Surabaya, lalu lanjut ke ke Sidoarjo, di mana kami melihat tumpukan karung kopi, dan ribuan tenaga kerja yang terserap di pabrik kopi," kata produser film Dian Wirawan.
Dian menambahkan, film perdana yang diproduserinya bisa menjadi nutrisi visual ketika industri kopi semakin berkembang dan membutuhkan pijakan literasi. Film itu bakal berperan bagi industri kopi yang berkelanjutan dan menjadi catatan penting untuk perjalanan kopi di masa depan.
Budi berharap agar pemutaran film itu tidak hanya meningkatkan pemahaman dan kecintaan terhadap kopi, tetapi juga mampu mendekatkan manusia dengan alam.
"Jika kopi yang kita konsumsi setiap pagi dapat membuat kita melek, semoga dengan menyaksikan film Legacy of Java, kita semua dapat terbangun untuk melihat lebih dekat relasi antara manusia dan alam. Merawat keberlanjutan untuk generasi yang akan datang," pungkas Budi.
Legacy of Java dijadwalkan akan tayang di beberapa kota, agar dapat disaksikan dan dinikmati oleh para pencinta kopi di Tanah Air. Film itu diproduksi oleh Nayaka Pictures, bersama dengan East West Synergy dengan dukungan dari PT. Santos Jaya Abadi dan PT. Aspirasi Adhya Aeron. (M-2)
BACA JUGA: Apakah Minum Kopi Baik untuk Tubuh?
Untuk mengantisipasi dehidrasi akibat minum kopi, ia menyarankan untuk meminum air putih untuk menjaga organ tubuh terutama ginjal.
Kopi hitam lebih aman bagi kesehatan karena tidak mengandung gula dan pemanis tambahan.
Kopi menjadi salah satu minuman paling populer di dunia karena rasanya yang khas, aromanya yang kuat, serta efek stimulan dari kandungan kafein yang bisa meningkatkan energi
Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dikenal karena cita rasanya yang khas serta kandungan kafein yang memberi efek menyegarkan dan meningkatkan fokus.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved