Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MASKAPAI penerbangan asal Australia, Qantas baru-baru ini berhasil mencetak rekor sejarah dunia kedirgantaraan. Mereka melakukan penerbangan komersial terpanjang selama 19 jam 16 menit, dari New York, Amerika Serikat dan mendarat di Sydney, Australia.
Pesawat Boeing 787-9 milik Qantas itu lepas landas Jumat (18/10) pukul 21.77 waktu Amerika dan mendarat Minggu (20/10) pukul 7.33 waktu Australia. Mereka menempuh jarak lebih dari 10.000 mil tanpa mengisi bahan bakar, di mana hal itu suatu prestasi yang belum pernah dicapai maskapai komersial lainnya.
"Kami memulai dengan makan siang dan menyalakan lampu selama enam jam pertama untuk menyesuaikan dengan waktu dan suasana di lokasi tujuan kami. Sehingga penumpang dapat mengurangi 'jet lag'-nya masing-masing secara langsung," tutur CEO Qantas Group, Alan Joyce sebagaimana dilansir Daily Mail.
Profesor Marie Carroll, dari University of Sydney, mengatakan dia dan sesama penumpang lainnya turut melakukan banyak latihan peregangan (yoga) dalam kurun waktu yang ditentukan sebelumnya."Saya berharap bahwa kita dapat memiliki kegiatan mulai dari makan hingga tidur malam yang normal seturut dengan waktu penerbangan," tuturnya.
Adapun tujuan dari adanya penerbangan bertajuk 'Project Sunrise' itu untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap penumpang dan awak pesawat, khususnya penerbangan jarak jauh. Berangkat dari uji coba tersebut, data yang diperoleh akan diberikan kepada Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia, untuk membantu menginformasikan syarat dan ketentuan terkait penerbangan jarak jauh yang memakan waktu lebih dari 20 jam.
Data yang dikumpulkan berupa jadwal makan, minum, olahraga, dan pencahayaan agar selaras dengan waktu tujuan atau yang berhubungan dengan jet lag. Persoalaan yang terakhir ini membutuhkan penelitian mendalam karena ia berhubungan dengan daya tahan dan penyesuaian seseorang dalam menghadapi penerbangan jarak jauh.
Alan menjelaskan penerbangan jarak jauh akan menjadi 'keputusan bisnis'. Jika data yang diperoleh dari uji coba menunjukkan penerbangan non-stop tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi awak maupun penumpang, selanjutnya jadwal penerbangan serupa akan ditetapkan pada 2022/23.
"Ini adalah momen yang sangat bersejarah untuk penerbangan Australia dan momen yang sangat bersejarah untuk dunia penerbangan. Kami maskapai komersial pertama yang terbang tanpa henti dari New York ke Sydney," tuturnya. (M-3)
Baca juga : Batik Hibrid Indonesia di Afrika Selatan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved