Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SONGKET Minang dalam wujud busana-busana yang chic elegan melegang di panggung New York Fashion Week (NYFW) koleksi musim semi/panas 2020 yang berlangsung di Spring Studios, Senin (9/9). Ada tampilan yang girly dengan siluet rok lebar dan ruffle bertingkat pada blus, ada pula gaya yang lebih seksi dengan potongan gaun pas badan one shoulder.
Koleksi itu milik label Ayumi dari desainer Marina Christyanti Ayumi. Ia menjadi satu dari empat desainer yang tampil di peragaan gabungan bertajuk Indonesian Diversity yang masuk agenda resmi NYFW. Tiga desainer lainnya yang masuk di peragaan yang diselenggarakan Indonesia Fashion Gallery (IFG) ialah Maggie Hutauruk Eddy, Julianto, dan Yogiswari Pradjanti.
IFG merupakan wadah mode yang memperantarai hubungan dagang perancang Indonesia dengan Amerika Serikat, dan berada di bawah International Management Group (IMG), sebuah produser resmi NYFW.
Dalam siaran persnya yang diterima Media Indonesia, Jumat (4/10), desainer yang akrab disapa Ayumi itu mengaku sangat gembira dapat lolos seleksi dan kurasi acara bergengsi tersebut. Ia memilih mengangkat songket Minang karena kedekatan dengan budaya asal orangtuanya.
“Songketnya sendiri asli hasil tenunan tangan perajin Sumatra Barat dan satu warna songket dibuat untuk satu bahan. Jadi, no chance for failure,” tuturnya. Warna songket yang ia gunakan, di antaranya ialah merah legam, hijau pekat, dan krem yang seluruhnya tentu saja berpadu dengan benang emas.
Ayumi mengungkapkan bahwa kendala terberat dari persiapan koleksi itu ialah waktu yang sempit. Dalam tiga minggu, ia sudah harus menyelesaikan seluruh koleksi.
Untuk menghasilkan karakter busana yang lebih luwes, Ayumi memadukan bahan songket yang kaku dengan bahan-bahan tipis yang digunakan untuk atasan busana atau beberapa bagian lainnya.
Sebastian Gunawan
Koleksi yang mencerminkan gaya elegan feminin juga tampil di Jakarta, Selasa (1/10). Namun, koleksi adibusana dari label Sebastian Gunawan tersebut menonjolkan motif geometris dan siluet yang lebih teatrikal.
Salah satu busana dari koleksi bertajuk Incantesimo yang diambil dari bahasa Italia yang berarti magis atau membuat terkesan itu, ialah jumpsuit one shoulder dengan siluet bahu yang menjulang. Selain itu, gaun-gaun dengan rok lebar juga masih banyak ditampilkan oleh Sebastian dan sang istri sekaligus partner keratifnya, Cristina Panarese.
Cristina menjelaskan koleksi tersebut terinspirasi dari gaya fesyen art deco yang terkenal di era 1920-an dan kemudian diperkuat lagi dengan motif-motif geometris yang diperkenalkan oleh seniman kostum Leon Barkst.
Kedua inspirasi dikawinkan dengan penggunaan beberapa material berbeda. Dalam sepotong busana, Seba dan Cristina menggunakan dua kain untuk menciptakan motif geometris dengan tampilan ala anyaman.
Koleksi kali ini juga tampak lebih ramai jika dibandingkan dengan koleksi-koleksi sebelumnya, palet warna atau motif kontras di atas warna dasar hitam. Kemudian, juga adanya detail ruffle bervolume dan outer-outer panjang dan megah. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved