Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SEPULUH tahun sudah batik menyandang status Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh Unesco. Merayakan itu pemerintah juga menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Selama 1 dekade ini pula berbagai cara pelestarian batik maupun cara untuk membuat batik terus mengikuti selera pasar dilakukan industri dan desainer-desainer batik. Tidak hanya soal desain motif dan potongan busana, ada pula inovasi teknik pembuatan batik yang dilakukan oleh pengrajin.
Dialah pengrajin batik sekaligus Pemilik Warna Alam Bekasi (Warlamsi) Heri Susanto. Ia memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan cetakan batik cap.
"Ide ini muncul saat bingung mencari modal membuat batik cap. Sebab harga untuk cetakan batik cap sebenarnya terbuat dari tembaga dan harganya mulai dari Rp 500 ribu- Rp 1 juta," tutur Heri di acara Sustainable Batik Day di Galeries Lafayette, Jakarta, Kamis (26/9).
Ia kemudian memanfaatkan kayu dan kardus bekas dengan dibentuk mengikuti motif-motif batik kontemporer, seperti spiral, kotak-kotak, dan bentuk lainnya yang umumnya ada di cetakan batik cap. Untuk pewarnaan, ia menggunakan bahan daun tunjung dan juga kapur untuk membuat fiksasi warna yang lebih muda.
Inovasi yang dibuat Heri kemudian menarik perhatian desainer Helen Dewi Kirana, pemilik brand NES. Ia kemudian mensosialisasikan cetakan batik cap yang lebih ramah lingkungan itu lewat program Batik Baik. Material bekas untuk membuat cetakan motif batik pun semakin banyak, termasuk triplek, lilitan tali, sumpit, potongan dus air mineral, potongan gulungan kertas koran, karung goni, hingga stik es krim.
Helen juga telah lama mengupayakan konsep ramah lingkungan pada bisnisnya. Kain-kain bekas tidak langsung dibuang, melainkan dikreasikan menjadi beragam aksesoris.(M-1)
Sapto Djojokartiko mengambil inspirasi dari kehidupan di Canggu dan Uluwatu, sementara label Biasa mengangkat konsep kain poleng Khas Bali.
Koleksi Dara Baro di JMFW 2025 menggunakan teknik boro (tambalan) Jepang dengan menggunakan kain-kain Nusantara sisa produksi mereka sebelumnya.
The Langham Fashion Soiree digelar oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia dan diikuti sejumlah desainer, di antaranya Rama Dauhan, Ghea Panggabean, serta Andreas Odang.
Perusahaan perhiasan asal Bali, John Hardy, mengeluarkan koleksi bergaya maskulin yang dimaksudkan untuk menambah karisma pria, setara jas dan dasi.
Momen berpakaian terburu-buru diolah menjadi seni oleh label Sean Sheila dalam koleksi pakaian pria terbarunya. Ada aksen robek dan jahitan tidak kelar.
Pada 7 September di Paris, Prancis, desainer-desainer Indonesia menampilkan koleksi di dua ajang, yakni Front Row Paris dan Indonesia International Modest Fashion Festival (In2mf) 2024.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan UMKM Batik Parang Kaliurang di Sleman.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Dengan tagline produk “When Art Meets Performance”, laptop ini tidak hanya unggul secara teknologi tetapi juga membawa identitas budaya dalam perangkat modern.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved