Pekerja Milenial Paling Getol Delivery Makan Siang

Fetry Wuryasti
19/9/2019 21:40
Pekerja Milenial Paling Getol Delivery Makan Siang
Perilaku makan siang di tempat kerja didominasi oleh para pekerja berumur 26-35 tahun.(Expansion.com)

Lembaga riset Nielsen Singapura, Kamis (19/9), merilis survei mengenai pola perilaku dan kebiasaan membeli makanan pada 1.000 responden usia 18-45 tahun di tujuh kota besar Indonesia selama tiga bulan terakhir, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Medan dan Makassar.

Hasilnya, sebanyak 95% responden membeli masakan siap santap di luar rumah. Dari jumlah tersebut, 58% memesan makanan jadi melalui aplikasi ponsel. Adapun platform online layanan pesan antar makanan yang menjadi bahan survei antara lain Berry Kitchen, Go Food, Grab Food, dan Kulineran.

Executive Director of Consumer Insight Nielsen Singapura, Garick Kea dalam paparannya bertajuk 'Lanskap Industri Layanan Pesan-antar' mengatakan Nielsen pertama kalinya melakukan studi ini. "Kami perlu melihat tren tahun sebelumnya. Kami memulai riset ini karena online food delivery di Indonesia sebagai fenomena yang menarik," jelas Garick, di Jakarta.

Layanan pesan-antar makanan menempati posisi kedua dari cara masyarakat membeli makanan. Adapun kebiasaan makan di restoran atau tempat makan masih menduduki posisi pertama. Posisi ketiga ialah take away alias dibungkus, dan berikutnya, pesan lewat situs restoran atau pihak ketiga.

Dilihat dari frekuensi, yang tertinggi ialah pemesanan makanan lewat penggunaan aplikasi pesan-antar sebanyak 2,6 kali dalam seminggu.

Dari sisi alasan, lanjut Garick, masyarakat menggunakan layanan pesan antar karena ingin menghemat waktu-tenaga untuk mengantre dan menunggu. Faktor ini dipilih oleh 39% responden.

Alasan kedua, ingin menghemat waktu-tenaga dalam berpergian untuk membeli makanan (37%). Alasan ketiga, pesan antar berdasarkan promosi yang ditawarkan (33%).

Dari aspek demografi, perilaku makan siang di tempat kerja didominasi oleh para pekerja berumur 26-35 tahun dengan posisi eksekutif hingga manajerial sebanyak 22% dan 44% lagi adalah junior staff.

Hasil survei juga menunjukkan aplikasi layanan pesan-antar makanan dari Gojek yakni Gofood memimpin pasar. Gofood dinilai memiliki variasi, kelengkapan pilihan, kemudahan penggunaan, dan kemudahan dalam melacak pesanan.

Pada kesempatan sama, GoJek mengklaim layanan pesan-antar makanan mereka menguasai pangsa pasar di Indonesia. Setidaknya, pasar GoFood mencapai 75%.

Chief Food Officer GoJek Group Catherine Hindra Sutjahyo menjelaskan, klaim itu mengacu pada tiga hal. Pertama, berdasarkan laporan App Annie, pengguna GoFood 1,5 kali lebih banyak daripada pesaing. Lalu kajian Nielsen menunjukkan konsumen di Indonesia lebih banyak memilih GoFood. Ketiga, survei internal Gojek menyebutkan bahwa layanan GoFood Iebih berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis mitra.

"Kami berani mengklaim kuasai pangsa pasar 75% berdasarkan jumlah order dan rerata nilai pesanan dalam basketsize (total)," kata Catherine.

Selain Indonesia, Gofood juga hadir di Vietnam dan Thailand. Catherine menyebutkan, total transaksi melalui GoFood mencapai 50 juta transaksi setiap bulan. Jumlah transaksi itu tumbuh dua kali lipat dalam enam bulan terakhir.

Di Indonesia, Catherine melihat potensi pasar layanan pesan-antar makanan masih sangat besar. Pasalnya, dari catatan Gojek, konsumen yang menggunakan Iayanan ini baru sekitar 2% dari total konsumsi makanan secara nasional. Padahal, di Tiongkok jumlahnya mencapai 16% dari total konsumsi makanan mereka.

"Kalau kami tumbuh empat kali lipat saja, masih jauh di bawah Tiongkok, karena di sana juga terus bertumbuh pastinya. Jadi, potensi di dalam negeri masih sangat besar," tutup Catherine. (Try)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya