Menang di Toronto, Jojo Rabbit Balikkan Situasi

Irana Shalindra
16/9/2019 22:33
Menang di Toronto, Jojo Rabbit Balikkan Situasi
Salah satu adegan film komedi satir Jojo Rabbit.(Doc. Twentieth Century Fox Film Corp)

Film sineas Taika Waititi, Jojo Rabbit, membalikkan keadaan dengan  memenangkan People's Choice Award yang didamba insan perfilman di Toronto International Film Festival (TIFF) tahun ini.

Kemenangan itu meningkatkan peluang Jojo Rabbit menyabet Piala Oscar, sekaligus menjadi kabar baik bagi Fox Searchlight yang pasti sempat kecewa dengan respons negatif para kritikus terhadap film tersebut.

Kritikus menyebut komedi kelam yang berlatar belakang memudarnya kekuasaan Hitler itu sebagai satir yang 'tak menyengat'. Umumnya setuju bahwa Jojo Rabbit telah tersungkur keluar dari persaingan menuju Oscar.

Well, ternyata para Juri TIFF tidak sependapat. Dan, secara historis, TIFF punya akurasi luar biasa dalam memilih pemenang Oscar di masa mendatang.

Jawara TIFF tahun lalu, Green Book, melanjutkan kemenangannya dengan meraih Academy award untuk kategori film terbaik. Pemenang-pemenang sebelumnya, termasuk La La Land, Room, Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, dan The Imitation Game, juga merupakan film-film yang meraih Oscar dan penghargaan-penghargaan bergengsi lain.

Rekam jejak itulah yang juga telah membantu memosisikan festival film Toronto ini sebagai salah perhentian utama bagi para pendamba musim penghargaan.

"Jojo Rabbit" dibintangi Scarlett Johansson, Sam Rockwell, Rebel Wilson, dan Waititi, melakukan tugas ganda sebagai Adolf Hitler yang badung dan imajiner. Film tersebut berfokus pada kisah seorang bocah lelaki berusia 10 tahun yang cintanya kepada pemimpin Nazi ditantang ketika ia mendapati ibunya menyembunyikan seorang remaja Yahudi.

Midnight Madness
Sementara itu, pada program Midnight Madness yang mengusung film-film non-mainstream, Gundala gagal mengulangi performa yang ditorehkan The Raid sebagai salah satu kampiun pada 2011. Meski demikian, Gundala  mendapat respons cukup positif dari publik Toronto. Apresiasi misalnya dikemukakan ilustrator komik Marvel, David Ross.

Ia menilai koreografi pertarungan dilakukan dengan apik, apalagi hanya dalam satu kali pengambilan gambar. Ross juga memuji sinematografi serta petir yang menyambar Sancaka kecil, seraya menyarankan beberapa adegan atau plot dapat dihilangkan agar cerita lebih padat.

Dalam program Midnight Madness tahun ini, karya Galder Gaztelu-Urrutia, The Platform, didaulat sebagai pemenang. Disusul The Vast of Night dari Andrew Patterson, dan Blood Quantum dari Jeff Barnaby. (Variety/M-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya