Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
MENULIS buku kini telah menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi Diana Rikasari, fashion blogger nyentrik ini. Bahkan baginya, menulis telah membuatnya kecanduaan selama beberapa tahun terakhir, terutama setelah ia melahirkan karya pertamanya pada 2014 silam bertajuk #88Lovelife.
Berkolaborasi dengan Dina Puspitasari yang merupakan seorang ilustrator, keduanya menciptakan tren dan membuka jalan bagi banyak judul buku untuk bisa berinovasi lewat buku dengan berkolaborasi menghadirkan ilustrasi sehingga memabawa nuansa baru ditengah deretan tulisan-tulisan.
Kini selang dua tahun dari buku ketiganya, Diana dan Dinda kembali berkolaborasi untuk menerbitkan buku keempat berjudul Self-Accepance by #88Lovelife. Buku ini menceritakan pengembangan diri berdasarkan perjalan pribadi penulis dalam menemukan kunci untuk mencintai hidup dari diri sendiri yakni dengan memahami konsep esensial sebuah masalah setiap orang yang berbeda-beda. "Aku memang ingin menulis sesuatu yang memang relate bukan hanya pada diri sendiri tapi semua orang. Hal ini dikarenakan saya merasa banyak perubahan pada diri pribadi seperti menkah, tinggal diluar negeri hingga memiliki anak," kata Diana saat Media Lunch, Rabu (28/8) di kawasan Kemang, Jakarta.
Buku keempatnya memang berbeda dari seri sebelumnya yang banyak bicara tentang mengejar mimpi, menjalani passion dan memasang prioritas dengan kata lain mengenai usaha dan perjuangan, buku teranyarnya ini justru lebih mengajak pembaca untuk bersantai, menghadapi kegagalan menarima keadaaan ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana.
Salah satunya, Diana menganalogikan kata Tumbuh pada sebuah pohon beringin. "Tumbuh itu seperti beringin, tubuhnya kuat anak-anak bisa bergelatungan di situ, mengalami terpaan angin, panas maupun hujan namun ia tetap tumbuh selama puluhan tahun, terus tumbuh," kata Diana.
Sementara itu dari segi visual, Dinda menuangkan apa yang menjadi stylenya yang dengan warna cerah dan pop artnya. Cover buku misalnya, Dinda menggambarkan suasana feminim dengan bunga-bunga merah muda, biru da putih lembut yang tenti sja sesuai dengan karakter Diana pula yang suka sekali warna-warna mencolok yang menambak warna dan motif.
Meskipun di desain feminimpada cover, Dinda meyakinkan isi tulisannya justru bisa dibaca oleh lelaki sekalipun.
Tak hanya soal cover, Dinda jua mendesain isi bukunya dengan beberapa ilustrasi menarik dan segar dipandang. Uniknya beberapa ilustrasi itudibubuhkan kutipan inspirastif yang ditulis tangan. "Kutipannya sengaja ditulis tangan bahkan ada beberapa coretan seperti halnya jurnal," kata Dinda.
Tentu menyatukan isi pikiran Diana menjadi ilustrasi ini menjadi tantangan bagi Dinda. Ia bahkan pernah menyebutkan pergi liburan dalam beberapa waktuuntuk mencari inspirasi. 'Proses kerjanya unik, Diana selalu memberi file dalam bentuk exel, sehingga saya harus carui inspirasi yang bisa benar-benar masik pada bahasan yan dia bawa," ungkap Dinda.
Bukunya ini akan tersedia dipasaran pada 7 Oktober 2019 dengan peerbitan POP yakni Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Keduanya kemudian sama-sama berharap bukunya ini akan meledak di beberapa negara seperti buku-buku sebelumnya yang dikenal di Korea, Singapura. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved