Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Saman dan Negeri 5 Menara Dilirik Penerbit Macedonia

Galih Agus Saputra
22/8/2019 15:15
Saman dan Negeri 5 Menara Dilirik Penerbit Macedonia
Penulis buku ' Negeri 5 Menara' Ahmad Fuadi, menandatangani buku untuk para penggemarnya.(Antara)

ADA kabar gembira di hari kedua perhelatan Jakarta Internasional Literary Festival (JILF) 2019.  Dua buku karya penulis Indonesia yang berada di bawah naungan Penerbit Gramedia hendak dibeli hak ciptanya oleh Prozart Media, sebuah penerbit yang berasal dari Macedonia. Informasi itu diperoleh Media Indonesia dari Koordinator Book Rights Market JILF 2019, Yudhita Andhika, Rabu (21/8).

Adapun dua penulis Indonesia itu, yang pertama ialah Ahmad Fuadi. Ia selama ini dikenal dengan karyanya ‘Negeri 5 Menara’ yang mana telah beberapa kali menggondol penghargaan mulai dari ‘Fiksi Terfavorit’ di Anugrah Pembaca Indonesia pada 2010, dan nominasi di Khatulistiwa Literary Award di tahun yang sama. Buku itu pula, yang pada kesempatan ini hendak diboyong ke Macedonia.

Sementara itu, penulis selanjutnya ialah Ayu Utami yang dewasa ini dikenal sebagai pelopor ‘sastra wangi’ lewat karyanya ‘Saman’. Novel yang menjadi pemenang Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 1998 tersebut juga tak luput dari kontrak penjualan hak cipta di JILF, sebagai perhelatan festival literasi pertama di Jakarta.

“Bagi kami, ini menjadi hal yang cukup luar biasa karena JILF baru pertama kali dibuat tapi sudah terjadi transaksi. Padahal jarang sekali kejadian seperti ini. Kontrak biasanya terjadi beberapa waktu setelah festival, kecuali sebelumnya sudah ada pembicaraan dari pihak-pihak terkait yang kemudian kami undang untuk bertransaksi,” tutur Yudhita.

Yuditha selanjutnya turut menjelaskan bahwa, biasanya ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan penerbit luar negeri untuk membeli hak cipta karya dari penulis dalam negeri. Mulai dari daya jual, hingga jumlah penghargaan yang pernah diterima pasca terbit untuk pertama kalinya.

Selain itu, pada era digital seperti saat ini, kebanyakan penerbit juga melihat bagaimana antusiasme atau animo atas karya di media sosial. Meski demikian, pertimbangan besar tetap bertumpu pada karya dan profil penulis, disamping diamati pula seberapa banyak media massa yang pernah menuliskan resensi untuk karyanya.

Pada kesempatan ini, kata Yudhita, JILF belum menetapkan target transaksi penjualan maupun pembelian hak cipta antar penerbit. Sehubungan dengan perhelatan JILF yang pertama, mereka sedang berada dalam tahap pengenalan yang akan dievaluasi secara terus menerus seturut dengan perhelatan di tahun-tahun berikutnya.

Book Rights Market sendiri pada kesempatan ini sengaja digelar untuk mengakomodasi pertemuan antar penerbit di aras lokal maupun global. Selain dapat bertransaksi hak cipta, mereka juga dapat saling bertukar pikiran terkait dunia literasi atau sastra. Pada Adapun penerbit yang diundang kali ini, terdiri dari 9 penerbit dari luar negeri seperti Giarmondo Publishing (Australia), Prozart Media (Macedonia), dan Verso (Britania Raya), serta 11 penerbit dari dalam negeri, misalnya, Gramedia Publisher, Buku Mojok, dan Marjin Kiri. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya