Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BERANGKAT ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji atau umrah merupakaan dambaan setiap umat Islam. Umumnya untuk pergi ke Mekah, orang-orang akan menempuh jalur udara atau menggunakan pesawat terbang. Namun, ternyata ada beberapa orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke Tanah Suci dengan cara tak lazim.
Seperti tamu Kick Andy episode Cara Unik ke Tanah Suci yang satu ini, ia pergi ke Tanah Suci dengan cara bersepeda. Ia ialah Hakam Mabruri, yang mana sudah memiliki cita-cita itu sejak kecil. Selama ini, Mabruri aktif di komunitas motor trail di Malang, Jawa Timur. Selain itu, ia juga hobi bersepeda yang dimulai sejak 2010 dan jiwa bertualang itu juga telah menuntunnya bersepeda keliling Indonesia.
Mabruri bahkan pernah bersepeda hingga ke Malaysia. Setelah menikah dengan Rofingatul Islamiah pada 2014, hobi bersepeda jarak jauh kemudian terhenti. Namun, baru dua tahun melupakan sepeda dan semua pertualangannya, keinginan itu muncul lagi. Tak tanggung-tanggung, kini Mabruri mengajak sang istri pergi ke Tanah Suci.
Tekad berangkat ke Tanah Suci dengan bersepeda hampir saja pupus. Pasalnya, Mabruri hanya memiliki satu buah sepeda. Namun, berkat besarnya dorongan dan niat untuk berangkat, Mabruri kemudian meminta bantuan dari teman-teman komunitas sepeda dan motor trail yang kemudian membuatkannya sepeda tandem.
Berbekal misi muslim for peace di negara-negara yang disinggahi, Mabruri bersama istri kemudian berangkat dari Malang pada 15 Desember 2016. Pada 18 Januari 2018, Mabruri dan istri tiba di Mekah dan akhirnya melakukan ibadah umrah. Mereka sebenarnya juga ingin melaksanakan ibadah haji, tapi karena terkendala visa kemudian tidak dapat ke Arab Saudi saat musim haji.
"Ini untuk membuktikan, ketika saya jatuh cinta saya harus membuktikan tidak hanya untuk mengobral janji. Saya harus membuktikan bukan cuma untuk merayu istri. Pergi ke Tanah Suci itu merupakan suatu bukti bahwa saya butuh untuk meraih Tuhan saya. Tuhan memang tidak butuh untuk diraih, tapi saya butuh untuk meraihnya. Saya menempuh 9.600 hingga 10.000 km selama 398 hari," tutur Mabruri.
Respons atas niat baik
Bagi pasangan yang menikah pada 2014 itu, perjalanan ke Mekah mereka sebut dengan holy journey. Tak hanya didukung komunitas motor trail, tapi mereka juga mendapat bantuan dari berbagai pihak, salah satunya ialah komunitas sepeda yang turut mencarikan donatur untuknya.
Rudi Santoso, salah satu teman Mabruri di komunitas sepeda, mengaku kaget ketika mendengar kabar tersebut. Meski demikian, ia lantas merespons baik niat itu dengan cara mengabari pengusaha yang bersedia memberikan bantuan untuk Mabruri.
"Karena kebesaran hati itulah akhirnya kami kontak salah satu anggota dari klub kami yang kebetulan juga pengusaha sepeda. Bagaimana mau tidak dukung teman kami ini, dia mau keliling dunia sama istri. Selain itu, kami juga melihat misi ini bagus sekali, yaitu ingin mengabarkan bagaimana kondisi di Indonesia, yang mana Mabruri ini adalah anggota Banser juga, dia ingin mengabarkan bagaimana Islam yang baik," tuturnya.
Mabruri menemukan berbagai macam kisah menarik selama menjalani misi perjalanan sucinya, salah satunya ia ditegur sesama pemeluk agama Islam di Sinai, Mesir, soal kemampuannya membaca Alquran. Setelah mengetahui Mabruri dapat membaca Alquran, orang-orang di Mesir itu lantas memeluk Mabruri dan menganggapnya sebagai saudara.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan selanjutnya, Mabruri juga bertemu dengan satu keluarga Muslim lainnya. Kali ini, Mabruri bertemu dengan keluarga yang memiliki profesi sama dengannya, yaitu penggembala kambing.
"Saya dijamu mereka dengan disembelihkan kambing. Mereka juga tanya pekerjaan saya di Indonesia. Ya sama seperti kalian, penggembala kambing. Lalu mereka kaget, 'orang-orang Indonesia ternyata kaya-kaya ya'. Terus saya jawab, ya bisa dilihatlah orang Indonesia saja yang gembala kambing bisa jalan-jalan satu tahun," tutur Mabruri sambil bercanda.
Ironisnya, Mabruri sempat ditipu orang saat tiba di Kalkuta, India. Kala itu, uang di ATM yang semula berjumlah lebih dari US$1.000 dikuras hingga hanya tersisa US$8. Namun, beruntungnya, ia kemudian bertemu dengan dua orang pemuda yang membantunya mencarikan dana dengan cara patungan hingga terkumpulah dana sekitar 1.300 rupe atau sekitar Rp260 ribu.
Hamil
Menariknya, ketika dalam perjalanan, Rofingatul ternyata tengah hamil empat bulan. Ia bahkan tidak mengetahui kondisi tersebut selama perjalanan dan baru menyadari ketika tiba di Kairo, Mesir. Kala itu, Rofingatul kerap merasa kelelahan, cepat lapar, dan merasa badannya lebih berisi. Meski demikian, Rofingatul bersama sang suami tetap melanjutkan perjalanan hingga ke Mekah.
Padahal, sebelumnya Rofingatul pernah mengalami keguguran dan disarankan dokter untuk istirahat total. Namun ajaibnya, selama perjalanan, Rofingatul tidak pernah merasa takut maupun mengalami gangguan kesehatan hingga tiba lah ia di tujuan dengan selamat.
Saat pulang ke rumah, usia kehamilan Rofingatul sudah menginjak enam bulan. Beberapa bulan kemudian, ia bersama sang suami lantas dianugerahi dengan kelahiran bayi perempuan. "Soalnya sudah niat. Selama perjalanan saya selalu niat dan berdoa," tutur Rofingatul.
Bagi Mabruri dan Rofingatul, perjalanan menggunakan sepeda ke Tanah Suci bukanlah liburan atau jalan-jalan. Selain membawa syiar, pengalaman tersebut mereka maknai sebagai perjalanan membawa doa dari keluarga dan teman-teman.
"Saya harus menjalani misi sosial dengan berhubungan satu sama lain. Selama perjalanan, saya juga mendatangi tempat-tempat suci dari agama lain, saya menjalani silaturahim dengan mereka di sana dan saya bercerita bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Jika kalian mendengar Allahu Akbar, kalian jangan takut. Itu adalah kalimat yang mana Allah mencintai makhluknya. Itu juga yang menguatkan perjalanan ini. Seumpama dari awal niat kita hanya umrah, mungkin kita juga tidak akan pernah sampai di sana," imbuh Mabruri. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved