Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DIDI Kempot boleh saja mendapatkan julukan ‘Bapak Loro Ati Nasional’ karena sering membawakan lagu-lagu ‘melow’. Namun, penampilan pria yang pada Desember mendatang genap berusia 53 tahun itu dikenal energik, apalagi kalau sudah di atas panggung.
Banyak yang penasaran, bagaimana Didi bisa selalu tampil energik dan selalu terlihat bugar seperti itu. Apa resepnya?
“Enggak ada. Cuma ikhlas dan senang. Sampean hubungin saya meski capek saya datang. Karena saya ikhlas, saya senang. Kalau saya tidak ikhlas dan senang, pasti saya ulur-ulur. Tidak akan bisa ketemu,” katanya menjawab rasa penasaran Media Indonesia saat bertemu di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (30/7
Orang Indonesia, lanjut dia, harus selalu seperti itu. Ikhlas dan senang dalam melakukan pekerjaan apa pun. “Presiden Joko Widodo saja jalannya cepat. Itu patut ditiru,” imbuhnya.
Selain dua resep di atas, kiat lainnya ialah tidak neko-neko (berbuat hal yang aneh-aneh). Prinsip hidup itulah yang selalu ia kedepankan.
Bila tidak sedang sibuk manggung, Didi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menciptakan lagu. Dia mengaku ingin fokus untuk mempertahankan apa yang telah didapatkannya. Mengelola talenta yang dimiliki dengan sepenuh kemampuannya.
Ia juga mengklaim tidak memiliki hobi. Satu-satunya kegemarannya hanya makan. Itu pun tidak macam-macam. “Ada orang itu maunya makan ini, harus makan itu. Saya tidak. Kalau saya apa saja, yang penting halal.”
Didi mengatakan memegang erat filosofi orang Jawa, yakni golek sandang pangan. Dua hal itulah yang harus diutamakan, baru hal-hal lain yang sifatnya hanya sebatas pelengkap.
Didi mengawali kariernya sebagai musikus jalanan di Solo sekitar 1984-1985, sebelum kemudian mengadu nasib ke Ibu Kota. Tidak banyak orang tahu, nama Kempot yang disandangnya sebagai nama panggung sebenarnya singkatan dari ‘kelompok trotoar jalanan’.
Cukup lama Didi mencari peruntungan di jalanan sebelum kemudian masuk dapur rekaman pada 1995 untuk rekaman album kompilasi. Pada 1999, barulah suami dari penyanyi Yan Vellia itu menelurkan album perdananya, Stasiun Balapan, dengan hit berjudul serupa yang laris manis di pasaran.
Bicara soal narkoba yang banyak menjerat para artis, Didi pun berharap agar rekan-rekan sesama artis menjauhi perangkat tersebut. Menurutnya, perjalanan menuju titik sukses, apalagi jika betul-betul dimulai dari nol, bukan hal mudah. Maka dari itu, sangat mengherankan jika setelah susah payah berjuang mencapai titik kesuksesan, setelah tercapai malah melakukan hal-hal negatif, termasuk mengonsumsi narkoba.
“Kan sayang, dan dihukum itu sakit. Paling tidak disorot tv, keluarga melihat, dan kalau orangtuanya masih hidup pasti ngelus dada. Jangan, jangan sampai kepleset,” katanya serius. (FR/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved