Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KETIKA taman-taman di Jakarta semakin cantik sejak beberapa tahun lalu, gambaran berpiknik sambil menggelar tikar memang menggoda. Tidak sekadar di angan-angan, beberapa orang kaum muda Ibu Kota mewujudkan itu dengan rutin lewat wadah komunitas Teman Piknikmu.
Hal itu pula yang terlihat di di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6). Pendiri komunitas itu, Angela Pehulisa Meliala bersama teman lama maupun yang baru dikenal yang jumlahnya mencapai 30 orang, berpiknik lengkap dengan menikmati camilan.
Kegiatan mereka sekaligus menjadi rangkaian helatan bazar seni oleh komunitas Semasa di Kota Tua yang pada edisi itu mengusung tema Semasa piknik.
Sejak tercetus ide untuk piknik di taman kota pada Oktober tahun lalu, Angela memutuskan untuk rutin piknik tiap bulannya terhitung sejak November. Pekan lalu menjadi edisi ke-13 piknik bareng Teman Piknikmu. Saat ia berlibur ke Yogyakarta dan mampir ke sebuah tempat makan yang cukup privat, menjadi pemantik gagasan Angela untuk piknik bersama orang asing.
“Terinspirasi dari private dinner di Yogyakarta. Kita bisa ngobrol dari pukul 21.00-03.00 WIB, itu kayaknya karena kekuatan ngobrol sama orang asing. Niatnya aku juga mau bikin private dinner, tapi enggak ada yang masak. Nah, biar bisa bawa makanan sendiri, ya pakai konsep piknik,” ungkap perempuan yang bekerja di ritel fesyen itu, saat ditemui lebih lanjut di kawasan Jakarta Pusat, Senin (24/6).
Ia menyadari, berpiknik di Jakarta mungkin kurang seru jika hanya mengandalkan teman dekat dan keluarga, akhirnya ia membuat komunitas yang mengajak semua orang bergabung.
Bukan hanya di Jakarta, setiap perempuan lulusan sastra Korea ini pergi ke suatu kota, atau bahkan negara lain, ia juga menyempatkan untuk menggelar karpet di taman. Dengan cara itu, ia bisa bertemu dengan orang asing dan saling bertukar cerita.
Sejauh usia Teman Piknikmu yang belum genap setahun ini, Angela sudah gelar karpet piknik di Jakarta, Bogor, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Malaysia. Pekan setelahnya, ia juga tengah piknik di Bangkok.
Untuk menghindari terik matahari, waktu piknik biasanya dimulai pukul 08.00-10.00 atau 09.00-11.00 saat pagi dan pukul 15.00-17.00 bila dilakukan saat sore. Untuk ikut pikniknya, orang harus mendaftar melalui platform yang sudah disediakan atau bisa menghubungi melalui akun Instagram @temanpiknikmu.
Angela pun sadar, untuk tetap menjaga keintiman selama piknik, ia perlu membatasi jumlah teman piknik yang akan bergabung. Maksimal hanya 15 orang. Ia pun tidak memungut biaya administrasi, cukup membawa ‘botram’ (potluck). Ini merupakan cara Angela memaknai bahwa tanpa perlu keluar banyak biaya, warga kota pun bisa vakansi.
“Misinya, orang cinta sama kotanya karena kalau nongkrong ke tempat ngopi, bisa jadi enggak selamanya bangunan itu ada di situ, melakukan sesuatu di luar ruangan itu yang bakal membekas di ingatan. Tujuannya ajak orang keluar, bukan hanya mal. Biaya pergaulan di Jakarta itu mahal.”
Dari teman lama ke teman asing
Kini, Angela dibantu kelima temannya yang ia kenal dari lingkaran pertemanannya yang lain, dan dari teman lamanya. Di antaranya, ada yang merupakan adik kelasnya semasa SMA dan baru bertemu lagi setelah sedekade tidak berjumpa. Ada pula teman dari program beasiswa dan hanya pernah berjumpa pada tahun pertama dan ketiga, serta setelah sekian tahun baru bertemu lagi.
Ia pun berharap orangorang mau mengadakan piknik mereka sendiri tanpa harus bersama Teman Piknikmu. Pikniknya bersama orang-orang asing, diakui membawa wawasan baru.
Mereka merasa menjadi lebih menghargai beragam kehidupan karena setiap orang dan budaya memiliki keunikan dan perjuangan masingmasing. Berbincang dengan orang asing juga akan membuat orang terhindar dari sifat mudah menghakimi.
Teman Piknikmu juga bukan hanya mengunjungi taman dan tempat bersenang-senang. Mereka pernah mengunjungi panti wreda di kawasan Kramat, Jakarta Pusat. Mereka juga selalu mengupayakan konsumsi dari masakan masing-masing untuk memperkuat kebersamaan.
Wynne Wardhani, yang bekerja sebagai praktisi komunikasi, baru pertama kali ikut saat Teman Piknikmu hadir di Lapangan Banteng. Awalnya, ia hanya diajak temannya. Secara kebetulan ia tergabung dengan grup yang semua pesertanya pendatang di Jakarta.
“Gue menikmati selama kurang lebih 2 jam piknik, dengerin peserta piknik lain ngobrol dan berbagi cerita karena sangat informal, jadi asyik, open minded, dan enggak ada justifi kasi sama sekali. Bisa bikin lebih bebas mengemukakan apa yang kita ceritain.” (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved