Angkie Yudistia Bagikan Tips Kaya Lahir Batin

Tosiani
05/7/2019 20:33
Angkie Yudistia Bagikan Tips Kaya Lahir Batin
Angkie Yudistia saat peluncuran buku Become Rich As a Sociopreneur.(MI/Tosiani)

CEO Thisable Enterprise, Angkie Yudistia, 32, merilis buku ketiganya berjudul Become Rich As a Socio-preneur. Peluncuran buku dilakukan di Scenic, Sudirman Sahid Center Jakarta, Jumat (5/7). Melalui buku ini, Angkie mengajak semua orang menjadi kaya lahir dan batin melalui socio preneur. "Saya ingin bagaimana sociopreneur bisa kaya lahir batin," ujar Angkie, Jumat (5/7).

Proses buku ini, katanya, dilalui sampai dua tahun, yakni sejak kehamilannya yang ke-2. Angkie menceritakan, pada tahun 2009 ia masih berada di lingkungan komunitas disabilitas. Di sana ia menemukan teman-teman senasib dan seperjuangan. Angkie mengakui dirinya adalah seorang tuna rungu dan menggunakan alat bantu dengar. "Kecintaan saya pada disabilitas membawa saya melakukan ini. Kita happy banget bisa bantu orang lain dan kebutuhan orang lain dan membuat orang lain terselamatkan hidupnya," katanya.

Ketika Angkie masih menjadi mahasiswi S1 & S2 komunikasi sekaligus dengan program akselerasi, ia sudah memiliki pandangan yang berbeda dalam mengembangkan isu disabilitas. Setelah itu dirinya terus belajar mencari lebih banyak tentang isu disabilitas baik dalam skala nasional dan internasional. Keingintahuannya itu membawa Angkie belajar isu disabilitas hingga ke luar negeri untuk skala internasional.

Waktu itu Angkie mengikuti program di Bangkok, Thailand. Lalu skala Europe di Strasbourg, Prancis, skala United States, Washington DC - San Fransisco, Ohio, Minessota. Dan selalu kembali ke Tanah Air dengan kaya akan ilmu pengetahuan tentang perkembangan isu disabilitas secara global. Dia melanjutkan ini menjadi dasar dirinya membuat buku ini setelah 10 tahun lama-nya berkecimpung langsung di dunia social enteprise.

"Dulu, di Indonesia sangat jarang sekali hingga tidak ada teman diskusi, tapi sekarang banyak sekali yang mendirikan social enterprise, bahagia rasanya semakin banyak yang terus berjuang. Dan buku ini adalah pengalaman teknis seluk beluk social enterprise," kata ibu dua anak ini.

Angkie melakukan banyak riset untuk mewujudkan buku ini. Tak hanya sekadar membaca lebih banyak buku, ia juga flashback pengalaman, browsing , dan berdiskusi. Proses itu memakan waktu berbulan-bulan. Tantangannya pun banyak. Angkie sebagai Chief Executive Officer di @thisable.id, seorang istri, dan ibu dari anak-anak harus pintar-pintar untuk membagi waktu menyelesaikan buku ini yang tentu saja bolak-balik direvisi. "Tapi karena memang niatnya ingin diselesaikan, maka dijalankan dengan riang gembira," ujar Angkie.

Terkait sociopreneur, Angkie memprediksi akan semakin berkembang di Indonesia. Khususnya untuk generasi muda, karena mereka juga berusaha ingin memecahkan masalah atau ketidakseimbangan yang terjadi di masyarakat. Walaupun tujuan utama seorang sociopreneur bukanlah profit tapi lebih untuk meluaskan gerakan yang dilakukannya ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.

"Ini seperti berbisnis untuk kegiatan sosial, tapi kita memastikan bahwa kebutuhan diri sendiri dan keluarga juga terpenuhi. Hal ini sangat penting karena untuk bisa berbisnis secara berkesinambungan, dibutuhkan kesejahteraan dari si pelaku bisnis sosial itu sendiri,"katanya. (TS/M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya